Pokjawas PAI Maros Sukses Gelar Workshop Di Sembilan Zona: Ciptakan Modul Ajar Inovatif Berbasis Moderasi Beragama

Kontributor

Maros (Kemenag Maros)-Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan
Agama Islam (Pokjawas PAI) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros sukses
menggelar Workshop Pengembangan Modul Ajar Pembelajaran Mendalam, Berdiferensiasi
berbasis Moderasi Beragama dari 17 Juni hingga 21 Juli 2025.
Kegiatan diikuti 337 guru PAI dari jenjang TK, SMP, SMA/SMK dengan
rincian: 27 guru TK, 208 guru SD, 67 guru SMP dan guru PAI SMA/SMK sebanyak 35
orang. Jumlah ini merupakan 72 persen tingkat partisipasi dari total guru PAI
di Kabupaten Maros.
Workshop, dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, dan berfokus pada penyusunan modul ajar
yang tidak hanya inovatif dan kontekstual, tetapi juga secara aktif
mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama sebagai pilar utama pembentukan
karakter siswa.
Tersebar di sembilan zona strategis Kabupaten Maros, kegiatan
berlangsung di gedung Pusat Kegiatan Guru (PKG) Kecamatan Tanralili, gedung PKG
Maros Baru, gedung PKG Camba dan gedung PKG Bantimurung. Selain itu,
kegiatan juga berlangsung di aula Warkop Al-Fayyad, SDN 29 Marana, gedung PKG
Mandai, dan SMAN 3 Maros serta di auditorium STAI DDI Maros.
Fasilitator kegiatan: Asgar, M.Pd.I untuk materi Praktik Modul Ajar berbasis AI,
Drs. H. Alimuddin, materi Moderasi Beragama, dan konsep pembelajaran mendalam
disampaikan Muhammad Salman M.Pd.I.
Selanjutnya, La Ode Ahmad, M.Pd.I sebagai fasilitator materi pembelajaran
berdiferensiasi, Burhan, M.Pd.I, materi struktur modul ajar 3 komponen, Hj.
Hasnawiyah Muhammad, M.Pd.I, materi struktur modul ajar pembelajaran mendalam versi Kemdikdasmen dan H.
Kamaruddin, MA memfasilitasi materi sembulan nilai moderasi beragama.
Hasilnya, Guru PAI Semakin Kompeten
Sebanyak 75% peserta telah
menunjukkan kemampuan untuk membuat modul ajar deep learning secara
mandiri, sebuah indikator keberhasilan yang signifikan dalam transfer
pengetahuan dan keterampilan dari workshop ini.
“Peserta menghasilkan modul ajar pembelajaran mendalam, berdiferensiasi
berbasis moderasi beragama untuk semua kelas, semua tingkatan semester ganjil
dan genap,” buka Asgar, fasilitator workshop, Selasa (22/7/2025).
“Evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan kegiatan, mayoritas
peserta memberikan penilaian sangat
baik terhadap relevansi dan kualitas materi yang disajikan, kompetensi
dan gaya penyampaian narasumber/fasilitator, serta fasilitas dan logistik yang
disediakan di setiap lokasi zona,” jelasnya.
“Manajemen waktu yang efektif juga turut berkontribusi pada kenyamanan
dan kelancaran setiap sesi.”
Lebih lanjut, Asgar mengungkapkan bahwa peserta mampu tampil dan menjelaskan modul ajar yang telah mereka buat di
hadapan sesama peserta dan fasilitator.
“Mereka tidak hanya mampu menyusun secara teknis, tetapi juga memahami
esensi dari pembelajaran mendalam, berdiferensiasi, dan moderasi beragama yang
coba diinternalisasi.”
“Untuk pemanfaatannya masing-masing guru tinggal melakukan edit sesuai
dengan kondisi satuan pendidikan masing-masing,” sambung Asgar.
“Meskipun
demikian, salah satu tantangan utama yang teridentifikasi selama pelaksanaan
adalah jarak lokasi tempat kegiatan
yang agak jauh bagi sebagian peserta, menyebabkan kesulitan dalam
aksesibilitas dan mobilitas.
“Beberapa
guru PAI yang berdomisili di wilayah agak jauh dari pusat zona mengalami
kendala transportasi menuju tempat workshop, yang terkadang menyebabkan
keterlambatan di awal sesi,” tutup Asgar, yang juga merupakan koordinator
pelaksana teknis kegiatan.
Ketua Pokjawas PAI, H. Alimuddin, menambahkan bahwa kegiatan
workshop yang dilaksanakan merupakan sesuatu yang penting bagi guru PAI di
Kabupaten Maros.
“Intinya, satu kemajuan, Pokjawas mampu melaksanakan kegiatan
secara berkesinambungan di beberapa zona dengan hasil maksimal terhadap guru
PAI se-Kabupaten Maros,” jelasnya.
Sementara Kepala Seksi PAIS Kemenag Maros, H. Abdul Rasyid, menyampaikan
bahwa workshop, menjadi bukti nyata
komitmen Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) PAI dan Seksi PAIS dalam
meningkatkan kualitas pendidikan agama.
“Diharapkan, modul-modul ajar yang telah dihasilkan oleh para guru tidak
hanya menjadi dokumen fisik semata, tetapi dapat diimplementasikan secara
konkret di kelas, menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa.
“Saya harap, hal ini juga secara berkelanjutan menumbuhkan karakter moderat yang menjadi fondasi penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutupnya.