Research Camp, KIR MAN IC Gowa 2025 : Karantina Ilmiah Tempa Peneliti Masa Depan

Kontributor

Parangloe (Kemenag Sulsel). Di balik dinding-dinding ruang kelas MAN Insan Cendekia Gowa, denyut nadi ilmu pengetahuan berdetak kencang. Tiga hari penuh, 18 hingga 20 April 2025, semangat riset menggema dalam kegiatan "Research Camp", sebuah karantina ilmiah intensif bagi para pejuang pena dari ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR).
Kegiatan ini digelar oleh MAN Insan Cendekia Gowa, di bawah kepemimpinan Burhanuddin, sebagai bentuk konkret upaya menciptakan ekosistem madrasah riset yang unggul, progresif, dan adaptif.
Bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Mahasiswa Penalaran (LPM Penalaran) Universitas Negeri Makassar (UNM), Research Camp menghadirkan 5 mentor handal dari UNM yang berkolaborasi dengan pembina KIR, Ayu Mutmainnah Halim, untuk memberikan pembinaan mendalam kepada para peserta.
Dengan sistem pembelajaran tematik dan fokus bidang, peserta dikelompokkan ke dalam tiga ruang kelas riset :
Ruang 1 : Bidang Teknologi,
Ruang 2 : Bidang Sains,
Ruang 3 : Bidang Sosial Humaniora.
Setiap ruang menjadi laboratorium gagasan, tempat para siswa dibimbing menyusun proposal penelitian dari nol hingga matang, mencakup :
Bab I : Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat)
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab III : Metodologi Penelitian
Kegiatan bermuara untuk mempersiapkan proposal unggulan untuk bersaing dalam ajang bergengsi seperti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Kemdikbud RI dan Madrasah Young Research Supercamp (MYRES) Kemenag RI.
"Research Camp bukan sekadar pelatihan, tapi medan tempur intelektual yang melatih siswa untuk berpikir ilmiah, bekerja sistematis, dan menulis dengan hati," ujar Ayu Mutmainnah Halim, pembina ekskul KIR, saat membuka sesi mentoring.
Para peserta menunjukkan antusiasme luar biasa. Diskusi-diskusi kritis mengalir, ide-ide brilian bermunculan, dan semangat kolaboratif terlihat dalam setiap sesi. Mentor dari LPM Penalaran UNM pun memberikan pujian atas kualitas pertanyaan dan daya nalar siswa-siswi MAN IC Gowa.
Dalam sambutannya, Kepala Madrasah menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi fondasi yang kuat bagi tumbuhnya budaya riset di madrasah.
"Ilmu pengetahuan adalah cahaya. Dan riset adalah jalannya. Dengan kegiatan ini, kami ingin menyalakan lentera keilmuan yang tak pernah padam," tegas Burhanuddin.
Research Camp 2025 tidak hanya meninggalkan jejak pembelajaran, tapi juga menanam benih harapan bahwa dari madrasah, akan lahir peneliti-peneliti muda yang mencerahkan Indonesia. "Menulis dengan Nurani, Meneliti dengan Visi, Membakar Semesta dengan Intelektual Murni".(Din/OH)