Sang Pengabdi Telah Pergi, Namun Teladannya Abadi

Kontributor

Bua (Kemenag Luwu) ‒ Suasana
duka menyelimuti keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Luwu atas wafatnya
mantan Kepala Seksi Pendidikan Islam, Drs. H. Fakhrudin Umar, MH., pada Jumat,
20 Juni 2025 di Kecamatan Bua.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Luwu,
H. Sukardi Yusuf, S.Ag.,MM., menyampaikan takziah yang penuh makna dan doa. Dalam
ungkapan belasungkawanya, ia memohon kepada Allah SWT agar almarhum diterima di
Sisi-Nya, diberikan tempat terbaik di Shiratal Mustaqim, serta diampuni segala
dosa dan kekhilafannya.
sebelum prosesi takziah berlanjut,
Pelaksana Harian (PlH) Kepala Kantor Kemenag Luwu, Drs. H. Armin, M. Sos.I,
turut menyampaikan sepata kata mengenang almarhum. Ia mengisahkan perjalalan
panjang almarhum yang mengabdi dengan penuh dedikasi, dimulai dari tugas sebagai
Kepala KUA Kecamatan Bastem hingga menutup masa tugasnya sebagai Kepala Seksi Pendidikan Islam di Kemenag Luwu pada
tahun 2023 lalu.
“Almarhum dikenal sebagai pribadi yang
bersahaja, dekat dengan masyarakat, dan senantiasa menjalankan tugasnya tanpa
mengeluh. Sebagai manusia, tentu beliau tak luput dari kekhilafan dan
kesalahan. Untuk itu, atas nama pribadi dan isntansi, kami mohonkan maaf yang
sebesar-besarnya,” Ujar H. Armin.
Ia juga menyampaikan pesan bijak kepada
keluarga yang ditinggalkan agar tidak larut dalam kesedihan, tetapi
menjadikannya sebagai pengingat bahwa setiap yang bernyawa pasti akan kembali
kepada-Nya.
Dalam nasehatnya yang menyentuh, H.
Sukardi Yusuf mengingatkan bahwa kehadiran manusia di dunia adalah anugerah
sekaligus amanah. Kehidupan yang fanah ini hendaknya diisi dengan amal kebaikan
karena tidak ada yang abadi selain akhirat.
“Kita hadir di tempat ini dengan harapan
dan doa, semoga setiap ayunan tangan, langkah kaki, detak jantung, dan desah
napas kita membawa kita menuju kebaikan. Pertemuan ini bukan kebetulan,
melaiknak jalan Allah mengenalkan kita pada hal-hal yang baik,” tuturnya penuh
haru.
Ia mengajak para pelayat untuk lebih
banyak mencurahkan isi hati kepada Allah, bukan kepada manusia. Sebab manusia
hanya mampu memberi saran, namun petunjuk sejati datang dari Allah semata.
H. Sukardi menggambarkan betapa fana
kehidupan ini. Dunia memiliki gemerlap, tetapi juga menyimpan air mata. Ada
kain mewah dunia, namun akan berganti dengan kain kafan. Meskipun kita mengejar
prestise duniawi, kita juga sedang dikejar oleh waktu yang tak akan kembali.
“Proses kehidupan begitu singkat. Allah
memberi segalanya sedikit demi sedikit penglihatan, pendengaran, kemampuan
berjalan. Namun saat usia mencapai 40 tahun, semua itu akan kembali
diambil-Nya, juga perlahan-lahan,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa waktu yang
telah berlalu tidak dapat diulang. Shalat magrib yang tertinggal kemarin, tak
akan kembali. Hidup ini sementara, dan pasti akan tiba saatnya Malaikat Maut
menjemput.
“Cukuplah kematian menjadi nasehat. Tidak
ada yang abadi, harta, tahta, jabatan semua hanya titipan. Kita hanyalah calon
santapan cacing tanah,” katanya lirih, menggambarkan kesadaran akan kefanaan
manusia.
Semasa aktif sebagai PNS, Drs. H.
Fakhrudin Umar, MH dikenal sebagai sosok yang penuh keteladanan, ramah,
berdedikasi, dan selalu menginspirasi orang-orang di sekelilingnya.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, namun jejak kebaikan dan semangat
pengabdiannya akan terus hidup dalam ingatan kami. Selamat jalan, Pa Haji.
Semoga Allah SWT menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya, bersama
orang-orang saleh dan mulia.” Aamiin. Isl/Um.