Santri Pontren DDI Lil Banat Parepare Bawa Sulsel Juara 1 Debat Bahasa Arab, Ini Kunci Suksesnya

Kontributor

Parepare, (Kemenag Parepare) – Euforia atas gelar juara pertama yang diraih Sulawesi Selatan pada Lomba Debat Bahasa Arab Putri di Ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQKN) VIII Tahun 2025 masih terasa. Bukan hanya dirasakan oleh para santri sang juara tetapi juga oleh seluruh warga Sulsel dan terkhusus madrasah tempat para santri menempuh pendidikan.
Di Pondok Pesantren DDI Ujung Lare misalnya, tempat di mana
Nur Aisyah Awwaliyah menimba ilmu, euforia atas kemenangan yang diraih
santrinya sangat terasa. Rasa syukur dan bangga karena salah satu santrinya
menjadi anggota tim yang berhasil mengantarkan Sulsel meraih juara pertama pada
ajang Debat Bahasa Arab Putri.
Istimewanya lagi, Nur Aisyah Awwaliyah dipercaya sebagai
juru bicara karena kemampuan bahasa Arab yang fasih, argumentasi yang tajam,
dan kepercayaan diri yang tinggi, sehingga penampilannya berhasil memukau dewan
juri dan penonton.
Pimpinan Pondok DDI Ujung Lare bidang Pendidikan dan
Kepesantrenan, Hj. Marhani, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas
pencapaian ini.
“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan bangga atas
prestasi yang diraih santri kami. Ini bukan hanya kemenangan pribadi, tetapi
juga kemenangan pesantren dan seluruh masyarakat Parepare bahkan Sulawesi
Selatan,” ujar Hj. Marhani dengan penuh haru.
Pendamping tim sekaligus pelatih, Nur Mutmainna Maryam, juga
turut menyampaikan apresiasi. Ia menegaskan bahwa prestasi ini adalah sebuah
keberkahan.
“Ini adalah keberkahan bagi Kota Parepare. Prestasi santri
seperti ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren kita mampu bersaing di tingkat
nasional. Semoga menjadi inspirasi bagi santri lainnya untuk terus
berprestasi,” tuturnya.
Di balik kesuksesan santrinya tersebut, Nur Mutmainna Maryam
bahkan mau berbagi kunci sukses bagaimana ia melatih Nur Aisyah Awwaliyah
sehingga timnya hingga mampu tampil maksimal di tingkat nasional. Berikut
adalah beberapa tips andalannya:
1. Pemahaman
materi dan tema debat yang mendalam. Untuk mendalami materi dan tema debat maka
peserta harus melakukan hal ini:
- Mempelajari topik jauh hari: peserta
diarahkan untuk mempelajari topik lomba jauh-jauh hari.
- Penguasaan kosakata
khusus: peserta dilatih menguasai kosakata sesuai tema. Misalnya: pendidikan dan
teknologi
- Latihan
posisi pro dan kontra: peserta dilatih memahami argumen dari dua sisi (pro dan
kontra) agar siap berpindah posisi sesuai hasil undian.
2. Teknik
penyusunan argumen yang terstruktur. Peserta diajarkan struktur argumentasi
yang solid dalam debat bahasa Arab:
- Muqaddimah:
pembuka dan pernyataan posisi.
- Dalil:
penyampaian bukti dan alasan yang logis.
- Radd: Bantahan terhadap argumen lawan
dengan santun dan tepat.
- Khitam: Penegasan ulang dan kesimpulan.
3. Simulasi dan
Evaluasi Intensif
Simulasi debat: dilakukan latihan debat
berkali-kali dengan pergantian peran (tim pro ↔ kontra) untuk melatih
kelincahan berpikir.
Evaluasi menyeluruh: setiap sesi latihan
dievaluasi bersama, mencakup: tata bahasa, kejelasan argumen, etika berbicara, kerja
sama tim
4. Menjaga sikap tawadu (rendah hati). Hal
yang tidak kalah pentingnya, Nur Mutmainna menekankan untuk selalu menjaga sikap
tawadu baik selama latihan maupun saat bertanding. Kepercayaan diri harus
diimbangi dengan kerendahan hati dan sikap santun.
Kemenangan Nur Aisyah Awwaliyah ini menjadi bukti nyata
bahwa semangat dan kualitas santri Sulawesi Selatan, khususnya di bawah binaan
Kemenag Parepare, terus berkibar di kancah nasional. Prestasi ini juga
memperkuat posisi pesantren sebagai pusat keilmuan dan keunggulan bahasa Arab
di Indonesia.(Mira/Wn)