Semangat Moderasi Beragama Dan Panca Cinta Menggema Di MTsN 2 Makassar

Kontributor

Makassar -(Kemenag Makassar) Dalam rangka memperingati HUT RI ke-80, MTsN 2 Makassar menggelar kegiatan Penguatan Moderasi Beragama dalam Membangun Panca Cinta di Madrasah yang diikuti oleh sekitar 100 tenaga pendidik dan kependidikan, yang dilaksanakan di MTSN 2 Kota Makassar, Kamis(14/08/2025). Kegiatan ini menghadirkan narasumber Mallingkai Ilyas, Ketua Tim Bina Lembaga dan Kerukunan Umat Beragama (KUB) sekaligus Wakil Sekretaris FKUB Sulsel.
Kepala MTsN 2 Makassar, Kamaluddin, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diinisiasi sebagai bentuk penguatan moderasi beragama sekaligus implementasi kurikulum berbasis cinta di madrasah. “Momentum semarak HUT RI ini kami jadikan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan cinta damai melalui konsep Panca Cinta di Madrasah,” ungkapnya.
Kepala Kantor Kemenag Kota Makassar, H. Irman, yang turut hadir, memberikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan kegiatan ini. “Inisiatif seperti ini sangat penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan tenaga pendidik terkait moderasi beragama serta memperkuat penerapan kurikulum cinta di madrasah,” ujarnya.
Selain Kepala Kemenag Kota Makassar, hadir pula Kasi PHU Kemenag Makassar, Andi Ahmad, serta pejabat pengawas pendidikan agama. Kegiatan berlangsung di Ruang Guru MTsN 2 Makassar dengan suasana penuh semangat dan interaktif.
Dalam paparannya, Mallingkai Ilyas menekankan bahwa Panca Cinta di Madrasah meliputi:
1. Cinta Allah dan Rasul
2. Cinta Sesama
3. Cinta Ilmu
4. Cinta Lingkungan
5. Cinta Tanah Air
Ia juga memaparkan Strategi Implementasi Penguatan Moderasi Beragama dalam Membangun Panca Cinta di Madrasah, antara lain:
Pertama, mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama dan Panca Cinta ke dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran.
Kedua, menjadi teladan dalam sikap toleransi, disiplin, dan cinta tanah air di lingkungan madrasah.
Ketiga, mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang memperkuat karakter moderat, kepedulian sosial, dan cinta lingkungan.
Keempat, memperbanyak ruang dialog dan perjumpaan antarwarga madrasah dengan semangat saling menghormati perbedaan.
Kelima, mengajak orang tua dan masyarakat sekitar untuk bersama-sama menumbuhkan budaya moderasi beragama di lingkungan keluarga dan komunitas.
“Guru dan tenaga kependidikan adalah ujung tombak dalam menghidupkan Panca Cinta. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga pembimbing karakter dan teladan nyata bagi peserta didik,” tegas Mallingkai Ilyas.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan madrasah sebagai pusat pendidikan yang menanamkan nilai moderasi beragama sekaligus memperkokoh persatuan dan harmoni dalam keberagaman.