Seminar Parenting Al-Madani, Kemenag Sinjai Teguhkan Pesantren Sebagai Rumah Kedua Bagi Santri

Kontributor

Sinjai (Kemenag Sinjai) --- Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2025, Pesantren Sains dan Teknologi Al-Madani Sinjai menggelar Seminar Parenting bertajuk “Growth Mindset di Pesantren” dengan tema Mengelola Energi, Melatih Fokus, dan Mengembangkan Social Skill Santri. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Grand Rofina, Ahad (19/10/2025) pagi.
Seminar dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sinjai dalam hal ini diwakili Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Syamsu Alam, didampingi Pimpinan Pesantren Al-Madani, Ustadz Nur Najman Marzuki, serta menghadirkan praktisi dan terapis kesehatan mental, Dr. Meisil B, sebagai pemateri utama.
Melalui seminar ini, Al-Madani berupaya memperkuat sinergi antara pesantren dan orang tua dalam membentuk karakter santri yang berdaya, fokus, serta memiliki keterampilan sosial yang baik di tengah derasnya arus digitalisasi.
Dalam sambutannya, Ustadz Nur Najman Marzuki menyampaikan bahwa pesantren yang baru memasuki tahun keduanya ini kini telah memiliki 42 santri berasal dari berbagai daerah, di antaranya Sinjai, Bone, Bulukumba, dan Luwu. Ia menekankan pentingnya pendampingan yang selaras, mengingat kehidupan di pesantren memiliki dinamika tersendiri karena santri tidak tinggal bersama orang tua.
“Setiap santri membawa karakter dan potensi berbeda. Perlu ada pemantik agar potensi itu bisa tergali. Saat ini pesantren menghadapi tantangan besar akibat berbagai persepsi negatif di ruang publik. Maka, jawaban terbaik dari pesantren adalah melalui tindakan nyata dalam pengasuhan dan pendidikan,” ujarnya.
Sementara itu, H. Syamsu Alam dalam arahannya menegaskan bahwa kegiatan seperti ini sangat relevan dengan kebutuhan zaman. Ia meneguhkan bahwa pesantren sebagai rumah kedua bagi santri, tempat tumbuhnya nilai-nilai spiritual dan sosial yang menjadi bekal menghadapi tantangan kehidupan modern.
“Ketika orang tua mempercayakan anaknya kepada pesantren, maka pesantren adalah pengganti rumah dan keluarga. Komunikasi antara pembina pondok dan orang tua harus terbuka dan akuntabel. Secara nasional, Kemenag tengah mendorong program Pesantren Ramah Anak, artinya seluruh elemen di dalamnya harus menghadirkan suasana yang hangat dan mendidik,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi Al-Madani sebagai salah satu pesantren yang berani berinovasi dalam bidang sains dan teknologi serta aktif memperkuat literasi digital di lingkungan santri. “Ini langkah maju dan patut dicontoh. Semoga pesantren seperti Al-Madani terus menjadi pelopor pesantren yang adaptif dan berdaya saing,” tutupnya. (SR/Arf)