Daerah

Tak Tahu Bentuk Pesawat, Daeng Jumaha Jemaah Asal Gowa Siap Bertolak Ke Arab Saudi

Foto Kontributor
Onya Hatala

Kontributor

Senin, 05 Mei 2025
...

Sungguminasa (Kemenag Gowa). Daeng Jumaha, salah satu Jemaah Lansia yang tergabung dalam Kloter 5 UPG asal Kabupaten Gowa, berprofesi sebagai tukang batu bata akan bertolak ke tanah suci menunaikan ibadah haji tanpa didampingi keluarga atau kerabat dekat, Sabtu (3/5/2025). 


Saat diwawancarai, kakek berusia 86 tahun itu menceritakan kisah perjuangannya mengumpulkan rupiah untuk berhaji. Berkat kesabaran dan ketekunannya, Kakek Jumaha berhasil mengumpulkan biaya haji dengan cara menyisihkan penghasilannya sebesar Rp. 10.000 setiap kali mendapatkan upah. Ia menabung selama kurang lebih 20 tahun untuk mewujudkan impiannya.


Kakek Jumaha tidak memiliki penghasilan yang besar sebagai tukang batu bata, namun ia tidak menyerah untuk mencapai impiannya. Setiap hari, ia bekerja keras untuk mencari nafkah dan menyisihkan sebagian kecil dari penghasilannya untuk ditabung. Ia tidak pernah berpikir menggunakan uangnya untuk hal lain selain untuk ibadah haji.


“Saya biasa jadi tukang batu bata, kalau ada yang panggil dan uangnya saya tabung sedikit-sedikit sampai terdaftar namaku untuk ke tanah suci," ungkap Daeng Jumaha dalam bahasa Makassar. 


Lebih lanjut dijelaskan bahwa saat biaya haji sudah terkumpul, Kakek Jumaha mendaftar untuk menunaikan ibadah haji. Ia sangat bersyukur ketika namanya terpilih untuk berangkat ke Tanah Suci. Meskipun usia sudah lanjut, Kakek Jumaha tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Ia berangkat ke Tanah Suci dengan penuh semangat dan harapan.


Yang lebih mengharukan, Daeng Jumaha ternyata tidak tahu seperti apa bentuk pesawat yang akan ditumpanginya menuju Tanah Suci. Ia hanya tahu bahwa ia akan menggunakan kendaraan yang bisa membawa banyak orang dan membuatnya sampai di Arab Saudi. Namun, hal ini tidak membuatnya takut atau ragu. Ia tetap bersemangat dan percaya bahwa Allah akan menemaninya dalam perjalanan ini. "Ada Allah SWT yang temani, " pungkasnya. 


Sebelum meninggalkan Aula Arafah Asrama Haji Sudiang, Kakek Jumaha menitipkan pesan agar kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk tidak menyerah dalam mencapai impian meskipun usia sudah lanjut, memiliki keterbatasan kondisi ekonomi, bahkan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain karena hanya menguasai bahasa daerah asalnya.


Ia mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT karena telah memberinya kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dan berharap agar doa-doanya dikabulkan di Tanah Suci. 


Kisah mengharukan Kakek Jumaha ini adalah contoh nyata bahwa dengan kesabaran dan ketekunan, impian dapat tercapai meskipun dengan cara yang sederhana.(NH/OH) 

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default