Tradisi "Tudang Sipulung" Warnai Hari MIN 8 Bone

Kontributor

Watampone, (Humas Bone) - Keberagaman budaya menjadi salah satu kekayaan yang dijunjung tinggi di MIN 8 Bone. Kelas II.C bersama dengan wali kelas mereka, Ibu Fatmawati merayakan kebersamaan dengan melaksanakan tradisi "Tudang Sipulung" makan bersama. Tradisi yang kental dengan nuansa kehangatan dan kebersamaan ini berasal dari budaya orang Bugis dan telah menjadi momen yang dinantikan oleh peserta didik, Senin (26/02/2024).
Tudang Sipulung merupakan tradisi makan bersama dengan membawa bekal masing-masing dan menyantapnya secara bersama-sama. Hal ini mencerminkan semangat gotong-royong dan kebersamaan yang erat dalam budaya Bugis. Di MIN 8 Bone tradisi ini tidak hanya dijadikan sebagai kegiatan sosial semata, tetapi juga memiliki makna yang mendalam.
"Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mempererat ikatan antara peserta didik dan staf pengajar, serta memupuk nilai-nilai kebersamaan dan saling berbagi," ungkap Ibu Fatmawati dengan penuh kehangatan. "Kami ingin menciptakan lingkungan yang inklusif di mana setiap anggota merasa diterima dan dihargai."
Tujuan dari "Tudang Sipulung" ini tidak hanya untuk menikmati hidangan bersama, tetapi juga untuk mengenalkan peserta didik pada nilai-nilai tradisional yang penting. Melalui tradisi ini, mereka belajar tentang pentingnya saling menghormati, saling menyayangi, dan berbagi rezeki dengan sesama, nilai-nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Bugis.
Dalam suasana yang penuh dengan tawa dan cerita, peserta didik kelas II.C MIN 8 Bone merasakan kehangatan keluarga di sekolah mereka. Tradisi "Tudang Sipulung" tidak hanya menjadi momen untuk bersenang-senang, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkuat ikatan sosial dan budaya di antara mereka.
Dengan melaksanakan tradisi seperti ini, MIN 8 Bone memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya lokal. Dalam dunia yang terus berubah, keberadaan tradisi seperti "Tudang Sipulung" menjadi penjaga nilai-nilai kebersamaan dan kebersahajaan yang tak ternilai harganya. (A. Anto/Ahdi).