Daerah

Ujian Kitab Kuning Di Pontren DDI Lil Banat Parepare: Mengukur Pemahaman Dan Melestarikan Tradisi Keilmuan

Foto Kontributor
Nurwina Busrah

Kontributor

Minggu, 23 Maret 2025 · 00:00 WIB
...

Parepare, (Kemenag Parepare) – Pondok Pesantren DDI Lil Banat Parepare kembali menggelar Ujian Kitab Kuning sebagai bagian dari tradisi akademik pesantren dalam menguji pemahaman santri terhadap ilmu-ilmu Islam.  Ujian berlangsung pada Kamis, 20 Maret 2025.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur pemahaman santri terhadap kitab klasik dalam berbagai disiplin ilmu seperti nahwu, sharaf, fikih, tafsir, dan hadis. Selain itu, ujian kitab kuning ini dapat mengasah kemampuan analisis, sehingga santri tidak hanya menghafal teks, tetapi juga memahami konteks dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Yang tidak kalah pentingnya, dengan ujian kitab kuning ini dapat menjaga tradisi keilmuan Islam, agar metode pembelajaran klasik yang diwariskan para ulama tetap lestari dan relevan di era modern.

Sebanyak 38 santri terlihat sangat antusias mengikuti ujian dengan beberapa kitab klasik yang diujikan dari masing-masing penguji yang telah berkompeten.

Rasna, salah satu penguji dalam ujian ini, menyampakan kesan positifnya terhadap santri yang mengikuti ujian. "Alhamdulillah, saya merasa bersyukur dan bangga dapat menjadi bagian dari proses ujian kitab kuning di pesantren ini. Ujian ini bukan hanya sekadar mengukur sejauh mana pemahaman santri terhadap teks-teks klasik, tetapi juga menjadi cerminan dari ketekunan, kesungguhan, dan adab mereka dalam menuntut ilmu,”ujarnya.

Selama proses ujian, ia melihat bahwa sebagian besar santri telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam membaca, menerjemahkan, serta memahami isi kitab. Beberapa di antaranya bahkan mampu menghubungkan pemahaman mereka dengan realitas kehidupan serta dalil-dalil lain dari Al-Qur'an dan Hadits. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya belajar secara tekstual, tetapi juga memahami esensi ilmu yang dipelajari.

Meski demikian, tentu masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti ketelitian dalam memahami konteks, kemampuan menyampaikan jawaban dengan lebih sistematis, serta pendalaman terhadap perbedaan pendapat ulama. Namun, secara keseluruhan, ia melihat potensi besar dari para santri untuk menjadi generasi penerus ulama yang memiliki wawasan luas dan pemahaman mendalam terhadap Islam.

“Semoga ujian ini menjadi motivasi bagi para santri untuk terus belajar, tidak cepat puas dengan ilmu yang sudah diperoleh, dan semakin semangat dalam mengkaji kitab-kitab para ulama. Ilmu yang dipelajari di pesantren ini diharapkan dapat menjadi bekal berharga dalam berdakwah dan mengamalkan ajaran Islam di tengah masyarakat,"tandasnya.

Salah satu santri peserta ujian, Husnul Khatimah, membagikan pengalamannya mengikuti ujian kitab. "Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa mengikuti ujian kitab kuning ini. Ujian ini bukan hanya sekadar mengukur pemahaman saya terhadap kitab yang telah dipelajari, tetapi juga menjadi pengalaman berharga dalam mengasah kemampuan membaca, menerjemahkan, dan memahami teks-teks klasik karya para ulama,”ujarnya.

Saat menghadapi ujian, ia akui merasakan tantangan yang luar biasa. “Beberapa pertanyaan dari penguji membuat saya harus berpikir lebih dalam, tidak hanya sekadar menghafal, tetapi juga memahami makna dan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Ada momen di mana saya merasa gugup, tetapi saya juga merasakan kebanggaan ketika mampu menjawab dengan baik,”tambahnya.

Dari ujian ini, ia menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu ia pelajari dan dalami. Ilmu dalam kitab kuning begitu luas, dan ujian ini menjadi pengingat bahwa belajar tidak boleh berhenti di sini. Ia semakin termotivasi untuk lebih tekun, memperbaiki cara belajar, serta lebih mendisiplinkan diri dalam menghafal dan memahami kaidah-kaidah yang ada.

“Terima kasih kepada para asatiz yang telah membimbing kami dengan sabar. Semoga ilmu yang kami pelajari menjadi berkah dan bermanfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi umat Islam. Aamiin,"ujarnya.

Berikut ini nama kitab yang diujikan serta pengujinya:

1. Bulughul Maram – Penguji: Hj. Marhani Badaruddin

2. Ta’limul Muta’allim – Penguji: Akib D.

3. Riyadhus Shalihin – Penguji: H. Basit Mubaraq

4. Fathul Mu’in – Penguji: Rasna

5. Ihya Ulumuddin – Penguji: H. Badaruddin Haba.(Mira/Wn)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default