Provinsi

Umat Buddha Sulsel Ikut Andil Baca Dhammapada Serentak Nasional 2025

Foto Kontributor
Mawardi

Kontributor

Minggu, 15 Juni 2025
...

Makassar (Kemenag Sulsel) -- Kota Makassar menjadi salah satu titik lokasi dalam pelaksanaan Pembacaan Kitab Suci Dhammapada Serentak Nasional yang digelar pada Minggu (15/6/2025). 

Sebanyak 65 umat Buddha Sulsel mengikuti pada 2 lokasi yakni Vihara Sasanadipa dana Wihara Arama Maha Buddha berasal dari berbagai unsur berpartisipasi aktif dalam kegiatan spiritual berskala nasional ini, yang ditargetkan mencatatkan diri dalam Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai pembacaan kitab suci terbanyak secara serentak.

Kegiatan berlangsung secara hibryd (daring dan luring) serentak di seluruh Indonesia. Peserta yang hadir terdiri dari penyuluh agama Buddha, guru, pengurus organisasi keagamaan, dan majelis umat Buddha.

Secara daring, kegiatan ini terhubung langsung dengan lokasi utama di Auditorium H.M. Rasjidi Kementerian Agama RI Jakarta. Lebih dari 2.500 umat Buddha dari berbagai provinsi turut serta membaca kitab suci secara serempak dari pukul 07.30 hingga 17.30 WIB.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag RI, Supriyadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari rangkaian Vesākha Sānanda 2569 BE, sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran Buddha dan penguatan nilai Dharma dalam kehidupan sehari-hari.

“Ini bukan hanya pembacaan kitab, tetapi sebuah ruang spiritual bersama, tempat kita menanamkan kebijaksanaan, welas asih, dan kedamaian,” ungkap Supriyadi.

Kitab yang dibaca adalah Dhammapada, berisi 423 syair ajaran Buddha yang menjadi pedoman hidup untuk menjalani kehidupan secara bijaksana dan penuh kasih sayang.

Pembimbing Masyarakat Buddha Kanwil Kemenag Sulsel, Sumarjo, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah salahsatu bagian dari Vesākha Sānanda, yakni rangkaian kegiatan pra dan pasca Waisak yang dirancang untuk menginternalisasi ajaran Dharma. 

Sebelumnya, umat Buddha di Sulawesi Selatan juga telah melaksanakan pendalaman Dharma, meditasi, praktik atthasila, pembacaan paritta, aksi sosial seperti pembagian sembako, donor darah, dan pengobatan gratis, hingga gerakan ekoteologi berupa penanaman pohon, pelepasan satwa, dan produksi eco enzym.

Seluruh peserta dari Sulsel mengikuti kegiatan dengan penuh khidmat, mengenakan pakaian putih dan bawahan gelap sebagai simbol kesucian. Selama pembacaan kitab suci, mereka tidak menggunakan gawai, sebagai bentuk penghormatan dan konsentrasi penuh terhadap makna syair-syair suci yang dibacakan.

Sesdirjen Bimas Buddha, Triroso dalam acara penutupan berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari rekor nasional, tetapi juga momentum untuk menumbuhkan semangat pengamalan Dharma dalam kehidupan umat sehari-hari.

“Untuk Indonesia, kita menunjukkan bahwa ajaran Buddha tetap hidup dan berdampak, menjadi cahaya kebajikan bagi masyarakat luas,” tutupnya. (Mrj)

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default