Wujudkan Asta Aksi, Kemenag Selayar Gelar Workshop Anti Kekerasan Di Pondok Pesantren

Kontributor

Bontoharu
(Kemenag_Selayar) – Dalam semangat mewujudkan pesantren yang aman, inklusif,
dan bebas dari kekerasan, Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Selayar melalui
Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) melaksanakan Workshop
Pesantren Ramah Anak dan Anti Kekerasan di Lingkungan Pesantren, Senin
(20/10/2025).
Kegiatan
yang digelar di Ruang Laboratorium Pesantren Babussalam Matalalang Kecamatan
Bontoharu ini merupakan bagian dari implementasi program Asta Aksi Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya pada aksi “Pesantren Ramah
Anak”.
Peserta
workshop berasal dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kepulauan Selayar,
di antaranya Pesantren Abdul Qadir Qasim, Darul Ulum, Sitti Maryam, Wahdah
Islamiyah, serta tuan rumah Pesantren Babussalam. Suasana hangat dan interaktif
tampak mewarnai jalannya kegiatan yang menghadirkan dua narasumber utama, yakni
Aipda Sainal Evendi, Kanit PPA Polres Kepulauan Selayar dan Andi Irmayani, Kabid
Pemberdayaan Perempuan dan Anak DP3AP2KB.
Dalam
paparannya, Aipda Sainal menyoroti pentingnya kesadaran hukum di lingkungan
pesantren. Ia menjelaskan jenis-jenis kekerasan terhadap anak, dampak
psikologis dan sosial yang ditimbulkannya, serta sanksi hukum bagi pelaku
kekerasan Sementara itu, perwakilan dari DP3AP2KB memaparkan bagaimana
menciptakan lingkungan pesantren yang ramah anak, bebas perundungan, serta
mendorong tumbuhnya budaya kasih sayang dan kepedulian antarwarga pesantren.
Kepala
Seksi PD Pontren Kemenag Kepulauan Selayar, Hj. Suriani, yang membuka kegiatan
secara resmi, dalam sambutannya menegaskan bahwa pesantren memiliki tanggung
jawab moral dan spiritual dalam memberikan rasa aman bagi para santri.
“Pesantren
bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga tempat tumbuh kembang
karakter dan kepribadian anak. Karena itu, lingkungan pesantren harus menjadi
ruang yang aman, nyaman, dan membahagiakan bagi seluruh santri,” ujar Hj.
Suriani.
Ia
juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu langkah konkret
Kementerian Agama Kepulauan Selayar dalam mengimplementasikan Asta Aksi Kanwil Kemenag
Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya dalam memperkuat peran lembaga keagamaan
sebagai pelopor zero violence zone di dunia pendidikan Islam.
“Workshop
ini menjadi ruang refleksi dan komitmen bersama antara pengelola pesantren, pemerintah,
dan aparat penegak hukum untuk memastikan tidak ada lagi kekerasan dalam bentuk
apa pun di pesantren. Kita ingin menciptakan santri yang bahagia, sehat, dan
berdaya,” tambahnya.
Kegiatan
ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional Tingkat
Kabupaten Kepulauan Selayar, yang turut diisi dengan Porseni dan Perkemahan
Santri. Melalui kegiatan edukatif seperti ini, Kemenag berharap nilai-nilai
rahmah, kepedulian, dan kemanusiaan semakin mengakar di lingkungan pesantren.
Pesantren
yang ramah anak bukan hanya cita-cita, tetapi menjadi kenyataan yang sedang
dibangun — dimulai dari Selayar, untuk Mengawal Indonesia Merdeka Menuju
Peradaban Dunia. (Sy)