EMPAT HARI NYANTRI DI PONTREN LIL BANAT, INI YANG DIDAPAT PESERTA PPR

Illustrasi Foto (Kemenag RI Provinsi Sulawesi Selatan)

Parepare (Humas Parepare) – Sebanyak 802 orang siswi  yang berasal dari 7 SMP se-Kota Parepare mengikuti Program Pengembangan Religiusitas (PPR) di Pesantren Lil Banat. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari (29 Maret -1 April 2018). Peserta terdiri dari SMP Neg. 1 sebanyak 163 siswi, SMP Neg. 2 sebanyak 177 siswi, SMP Neg. 3 sebanyak 124 siswi, SMP Neg. 6 sebanyak 34 siswi, SMP Neg. 9 sebanyak 118 siswi, SMP Neg. 10 sebanyak 145 siswi, SMP Neg. 12 sebanyak 41 siswi.

Ketua panitia Bpk. Abdul Latief dalam sambutannya  menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini selain mengembangkan religiusitas peserta didik juga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik terkhusus akhlak atau tingkah laku yang baik semakin meningkat. Ketua panitia juga menyampaikan kepada semua siswi SMP harus menjaga solidaritas sesama siswi peserta PPR agar acara ini bisa berjalan dengan lancar dan sukses

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare H. Kadarusman Mangurusi mewakili PJs Walikota Parepare H. Lutfie Natsir. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa melalui Program Pengembangan Religiusitas ini dapat membentuk karakter anak-anak kita menjadi religius, cerdas khususnya dalam memahami keagamaan karena Parepare sendiri merupakan kota Ulama' dan kota santri yang siap mnghadapi tantangan di era globalisasi dengan paham religiusitasnya.

Setelah pembukaan dilanjutkan dengan materi “ Keutamaan Menuntut Ilmu dan Berbakti Kepada Kedua Orang Tua” oleh Ustadz KH. Abdul Halim. Sementara materi tentang “Pencegahan Penggunaan Narkoba” dibawakan oleh Kapolres Kota Parepare. Pada hari yang sama materi tentang “Peran Pemuda Dalam Bela Negara” dibawakan oleh Danramil Parepare. Materi terakhir pada hari pertama adalah kaifiyat shalat wajib yang dibawakan oleh Abdul Latif.

 Pada hari kedua, para siswi kembali dibekali dengan pengetahuan tentang kaifiyat shalat sunnah (Tahiyyat masjid, qabliyah dan ba’diyah) dibawakan oleh H. Baso Pallawagau. Selanjutnya praktik model klasikal materi Praktik Thaharah. Setelah shalat Ashar secara berjamaah, dilanjutkan materi model klasikal Tilawatil Qur'an.  Materi terakhir pada hari kedua adalah kaifiyat sujud (sahwi, tilawah, syukur) dibawakan oleh Mustamir.

Pada hari ketiga, para siswi kembali disibukkan dengan materi yang berkaitan dengan ibadah sehari-hari. Dimulai dengan materi “Penanaman aqidah Akhlak (karakter) Kepada Siswa” yang dibawakan oleh Prof. K. H Abd. Rahim Arsyad. Dilanjutkan materi praktik shalat dan bacaan shalat dengan model klasikal. Setelah shalat ashar, materi tentang kifiyat mandi wajib dibawakan oleh ibu Rasna Paris. Materi terakhir pada hari ketiga adalah kaifiyat thaharah (wudhu dan tayammum) oleh H.Abdul Basit.

Selama empat hari pelaksanaan PPR hampir tidak ada waktu yang tersia-siakan karena setiap waktu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Ibadah rutin yang dilaksanakan oleh para siswi seperti shalat lail, shalat dhuha dan tadarrus . Para siswi juga diberi ruang dan waktu untuk melakukan olahraga.

Banyak hal yang bermanfaat yang diperoleh oleh para siswi selama menjadi santri walau cuma 4 hari dalam kegiatan PPR ini.” Saya bisa lebih mengetahui tentang mandi wajib dan tayammum setelah mengikuti PPR”, kata Nursyamsi siswi SMP neg. 3 Parepare.

Sedangkan menurut Farha, siswi dari SMP Neg. 9 Parepare, bahwa banyak hal bermanfaat yang dia dapatkan selama mengikuti PPR walaupun ada juga kekurangannya.” Kekurangan yang saya rasakan tertutupi oleh kelebihan yang saya rasakan. Saya semakin mantap memakai hijab setelah mengetahui tanggungjawab orang tua terhadap anaknya yang tidak menutup aurat. Saya juga senang mendapat banyak teman baru dan panitia PPR semuanya ramah dalam menghadapi para peserta PPR”, tutupnya. (ms/nb)


Daerah LAINNYA