Maros (Humas Maros)-Pelaksanaan Shalat Idulfitri (Id) tingkat Kabupaten Maros 1443 H berlangsung di Lapangan Pallantikang Kantor Bupati Maros, Senin (2/5/2022).
Dalam kesempatan istimewa ini, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Maros, Abd. Hafid M. Talla bertindak selaku khatib.
Namun sebelum itu, Bupati Maros Chaidir Syam menyampaikan sambutan yang menyampaikan kepada masyarakat Maros untuk tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan. Lebih lanjut, meskipun dalam suasana pandemi, Bupati Chaidir juga mengungkapkan beberapa capaian dalam kepemimpinannya. “IPM Kabupaten Maros meningkat 70,41 di tahun 2021. Kita harus tetap optimis menghadapi situasi dan kondisi”.
Tak lupa, Bupati Chaidir juga mengapresiasi ghirah kegiatan keagamaan di Kabupaten Maros merupakan hal yang sangat relevan dengan visi Maros Religius.
Kemudian jamaah dipandu dengan tata cara, panduan Shalat Id oleh Ketua MUI Kabupaten Maros, KH Syamsul Khalik.
Setelah khusuk melaksanakan Shalat Id, di hadapan jamaah Shalat Id, Kakankemenag Abd. Hafid menyampaikan khutbah tentang pentingnya silaturrahim, meskipun dalam suasana pandemi.
“Kita bersyukur kepada Allah karena telah dianugerahi kekuatan untuk menuntaskan ibadah puasa dan berbagai ibadah lainnya selama bulan Ramadhan. Setiap kali selesai menuntaskan suatu ibadah, seorang mukmin yang baik akan berharap-harap cemas. Berharap ibadahnya diterima oleh Allah. Dan cemas, jangan-jangan ibadah yang telah dilakukan tidak diterima oleh-Nya”.
“Setalah hak-hak Allah kita tunaikan selama Ramadhan melalui ibadah-Ibadah yang kita lakukan, tibalah kini waktu untuk memenuhi hak-hak sesama hamba. Hari raya adalah salah satu momen yang tepat untuk mempererat tali silaturahim dan memperkuat hubungan persaudaraan sesama muslim dan sesama anak bangsa”.
“Silaturahim dapat dilakukan dengan saling bertegur sapa dan menanyakan kabar melalui sambungan Hp smartphone, telepon. Di musim pandemi covid-19 ini, kita memang dianjurkan untuk menjaga jarak fisik. Akan tetapi jarak sosial tidak boleh renggang. Jarak persaudaraan harus tetap dekat. Jembatan penghubung antar kerabat harus tetap dibentangkan”.
“Musim pandemi jangan sampai membuat kita memutus tali silaturahim. Menyambung silaturahim adalah salah satu kewajiban dan memutus silaturahim termasuk salah satu dosa besar”.
Lebih lanjut, di momen yang Fitri ini Kakankemenag Abd. Hafid berpesan pentingnya ridha orangtua, terutama seorang ibu.
“Melalui kesempatan yang penuh barokah ini, Khotib mengetuk hati kita yang hadir di kesempatan yang berbahagia ini, seluruh amal ibadah kita shalat, puasa, infak, sodaqoh, zakat bahkan haji dan umroh kita, seluruhnya tertolak di hadapan Allah Swt, jikalau ayah dan ibu kita belum meridhoi seluruh amal ibadah kita di hadapan Allah Swt”.
“Di hari nan fitri inilah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk meraih kedua tangannya yang sudah nampak keriput dimakan usia. Rengkuhlah tubuhnya, ciumlah tangan yang dulu kekar mengasuh kita, namun sekarang sudah lemah seraya bersimpuh meminta maaf kepadanya”.
“Mintalah keridhoan dan keikhlasannya untuk bekal hidup kita. Dan marilah berdoa agar ia selalu mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan dari Allah SWT. Lihat dan bersihkanlah pusara mereka yang menunggu doa dari kita dan keluarga. Ia pastinya akan tersenyum melihat kehadiran dan doa yang kita kirimkan. Sebaliknya mereka pasti akan sangat bersedih ketika kita tidak datang mendoakan karena hanya itulah yang mereka harapkan di alam sana,”
“Mungkin bukan hanya kepada kedua orang tua kita, mungkin kepada saudara kita sendiri, handai taulan, famili kita, mungkin kita pernah memutus tali silaturrahmi dihadapan Allah Swt, di kesempatan yang barokah ini kita sama-sama berdiri dihadapan Allah Swt, untuk saling mengulurkan tangan, saling memaafkan agar setiap salah dan dosa kita diantara sesama manusia, terhapuskan dihadapan Allah Swt”.
“Semoga mereka tetap terjaga iman islamnya dan ketika ia dipanggil oleh Allah SWT mereka menjadi hamba yang husnul khatimah dan kita diberikan ketabahan dalam menghadapinya. Allahu akbar 3X Walillahil hamdu”. (Ulya)