Melestarikan Budaya: AAT Bahasa Bugis MIN 8 Bone Dilaksanakan Manual

Melestarikan Budaya: AAT Bahasa Bugis MIN 8 Bone Dilaksanakan Manual

Watampone, (Humas Bone) - Pelaksanaan Asesmen Akhir Tahun (AAT) di MIN 8 Bone pada hari keenam berlangsung dengan suasana yang berbeda. Mata pelajaran Bahasa Daerah Bugis yang diikuti oleh siswa dari kelas I s.d V, dilaksanakan secara manual, tidak seperti mata pelajaran lainnya yang menggunakan aplikasi Examora berbasis Android. Keputusan ini diambil karena aplikasi tersebut belum memiliki fitur yang mendukung penulisan aksara Lontara Bugis. Sabtu, (08/06/24).

Kepala Madrasah MIN 8 Bone, Hj. Harnidah, menyatakan bahwa keputusan ini diambil untuk memastikan siswa tetap dapat menunjukkan kemampuan mereka dalam memahami dan menulis dalam aksara Lontara Bugis dengan baik. "Kami ingin memastikan bahwa siswa kami tidak hanya fasih dalam berbicara bahasa Bugis, tetapi juga mahir dalam menulisnya. Karena itu, kami memilih metode manual agar penilaian lebih akurat dan representatif," ungkap Hj. Harnidah.

Guru kelas IV.B, Andi Hamrianto, menambahkan bahwa penggunaan metode manual dalam ujian ini juga bertujuan untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal. "Penulisan Lontara Bugis merupakan bagian dari warisan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan. Dengan pelaksanaan ujian secara manual, kami berharap siswa lebih menghargai dan mencintai budaya mereka sendiri," jelas Andi Hamrianto.

Pelaksanaan ujian secara manual ini mendapat respons positif dari siswa. Raisya Syafira, salah satu peserta ujian, menyatakan bahwa ia merasa lebih tertantang dan termotivasi untuk belajar lebih giat. "Meskipun lebih sulit, saya merasa bangga bisa menulis dalam aksara Lontara Bugis. Ini adalah bagian dari identitas saya sebagai orang Bugis," ujar Raisya dengan semangat.

Tujuan dari pelaksanaan AAT dengan metode manual ini adalah untuk memastikan bahwa pembelajaran bahasa daerah, khususnya penulisan aksara Lontara Bugis, dapat dilakukan dengan baik dan benar. Selain itu, langkah ini juga merupakan upaya untuk mendorong pelestarian budaya lokal di kalangan generasi muda, agar mereka tetap mengenal dan mencintai warisan leluhur mereka.

Dengan adanya inovasi seperti ini, MIN 8 Bone berharap dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan lokal, serta membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki kebanggaan terhadap budaya mereka sendiri. (A. Anto/Ahdi).


Daerah LAINNYA