Makassar (Kemenag Makassar) Kantor Urusan Agama Kecamatan Biringkanaya secara rutin menggelar kegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) setiap hari Rabu mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WITA. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 15 hingga 17 pasang calon pengantin setiap minggunya, sebagai upaya membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk membentuk keluarga yang harmonis, sehat, dan sejahtera.

Kegiatan Bimwin ini dibagi dalam lima sesi utama, dengan menghadirkan lima pemateri profesional di bidangnya. Sesi pertama dibawakan oleh Abd Raup, Lc., yang mengangkat tema “Mempersiapkan Keluarga Sakinah”, sebagai pondasi utama dalam membina rumah tangga.

Sesi kedua disampaikan oleh perwakilan dari UPT KB, yang mengajak para calon pengantin untuk mempersiapkan “Generasi Berkualitas”.

Sesi ketiga mengupas lebih dalam tentang “Mengelola Psikologi dan Dinamika Keluarga” bersama Muh. Alwi, S.Ag., agar pasangan mampu menghadapi berbagai tantangan emosional dalam kehidupan berumah tangga.

Dilanjutkan sesi keempat dari tim Puskesmas, yang memberikan edukasi penting mengenai “Menjaga Kesehatan Reproduksi”.

Dan sesi terakhir ditutup oleh Suriani, S.Ag., dengan materi “Memenuhi Kebutuhan dan Mengelola Keuangan Keluarga”, yang menjadi bekal penting dalam mengatur keuangan rumah tangga secara bijak.

Yang menarik, fasilitator Puskesmas bergilir setiap minggunya, berasal dari lima Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Biringkanaya. Hal ini merupakan bentuk nyata kerjasama lintas sektor antara KUA Biringkanaya dan instansi kesehatan, khususnya dalam rangka mendukung program nasional pencegahan stunting sejak dari hulu—yaitu sebelum pernikahan terjadi.

Tak hanya mendapatkan ilmu yang aplikatif, para peserta juga dimanjakan dengan fasilitas teh, kopi, dan snack di sela-sela waktu istirahat, agar tetap semangat dan fokus mengikuti setiap sesi yang berlangsung.

Dengan pendekatan yang ramah, informatif, dan interaktif, kegiatan Bimwin di KUA Biringkanaya ini menjadi salah satu bentuk nyata perhatian negara dalam membangun ketahanan keluarga dari hulu, yaitu sejak masa pra-nikah. Harapannya, pasangan-pasangan muda ini dapat menjalani kehidupan rumah tangga dengan kesiapan yang matang, baik secara emosional, spiritual, maupun sosial-ekonomi.(Ari)