Makassar,  Kemenag Sulsel - Menteri Agama, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., menyebut program sertifikasi guru di tahun 2025,  mengalami peningkatan sebesar 700 persen. Tahun 2024,  guru yang disertifikasi hanya 29.933 orang, meningkat menjadi 260.411 di akhir Agustus 2025.

Saat membuka Pembelajaran Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan  (Daljab) Batch 3 Kementerian Agama Tahun  2025,   di Kampus UIN Syarif Hidayatullah dan Live di Pendis Channel & Direktorat PAI, yang  diikuti 34 Provinsi termasuk perguruan tinggi LPTK se Indonesia, Menag mengatakan, jumlah guru yang ikut PPG cukup signifikan.

‘’Peningkatan ini menunjukkan komitmen  Presiden Bapak Prabowo Subianto,  untuk Kementerian Agama,  melalui sertifikasi guru-guru agama. Biasanya peningkatan itu maksimum 100 persen, ini mencapai 700 persen, dengan menghabiskan anggaran Rp. 165.128.800.000,’’ jelas Menag.

Dikatakan, angka Rp. 165 M lebih,  merupakan angka yang tidak sedikit dalan era efisiensi saat ini, karena kita sadar bahwa kata kunci untuk mengembangkan suatu bangsa,  nomor satunya ialah pendidikan,  dan pendidikan salah satu sub kulturnya ialah guru itu sendiri.

Karena itu, lanjut Menag, pihaknya tidak melihat begitu banyaknya guru yang tersertifikasi,  tapi  ingin melihat kuantitas ini berbanding lurus dengan kualitas guru-guru yang ada, karenanya jelas Menag,  pada kesempatan ini Kemenag melakukan proses sertifikasi guru dalam jabatan batch 3.

Kegiatan yang dirangkaikan  dengan Doa Bersama Guru Lintas Agama untuk Negeri, turut dihadiri  Dirjen Pendidikan Islam,  Dirjen Bimas Kristen, Dirjen Bimas Katolik, Dirjen Bimas Hindu,  dan Dirjen Bimas Buddha, Staf Ahli Menteri, Tenaga Ahli Menteri,  Direktur PAI, Rektor UIN Syarif Hidayatullah,  dan jajaran mengikuti secara offline sedang hadir secara Daring dari Kanwil Kemenag Sulsel,  Kabid PAI, H. Fathurrahman,  Kepala Kemenag Maros, H. Muhammad Kepala Kemenag  Makassar, Irman dan Kepala Kemenag  Gowa diwakili Nur Alam (Kasi PAI), peserta PPG Makassar, Maros dan Gowa.

Menurut Menag, guru yang profesional itu dapat diukur dalam empat kriteria,  pertama, adalah learning how to learn (belajar bagaimana belajar), kedua  belajar bagaimana mengajar (leaning how to teach), ketiga teaching how to learn (mengajar bagaimana belajar), dan keempat teaching how to teach (mengajar bagaimana mengajar).

‘’Keempat kriteria ini harus dipisahkan oleh seorang guru, jangan disatukan karena itu namanya tidak profesional,’’ ucapnya.

Profesionalisme, lanjut Menag, adalah melakukan pemisahan secara digit satu komponen dengan komponen lain, sehingga terkesan sub sistem yang satu mempunyai keterkaitan dengan sub sistem lainnya, tidak acak-acakan.

Nasaruddin Umar pada kesempatan itu juga menyampaikan,  bahwa guru itu sebetulnya profesi yang sangat mulia. Menyebut dalam Bahasa Sansekerta (Hindu),  guru itu dari kata gu yang artinya kegelapan dan ru artinya obor, jadi guru adalah obor untuk mengusir kegelapan, sehingga guru harus menyalakan lentera hati muridnya.

‘’Guru tidak identik dengan mubalig/penceramah,  guru adalah seorang pengajar,  juga seorang pendidik.  Guru yang hebat adalah guru yang mampu membelajarkan muridnya dengan baik, seorang guru harus mampu mengetahui filosofi belajar dan mengajar.

Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Amin Suyitno, MA melaporkan PPG kali ini adalah PPG  pertama yang dilakukan kolaboratif antar Ditjen di Kemenag. "Biasanya PPG  kita sendiri-sendiri, dan PPG ini kita bisa bersama-sama dan bersatu," akunya.

Kegiatan ini  dirangkaikan Do’a Bersama yang dipimpin  oleh guru lintas agama,  menandai kebersamaan dalam  melangitkan doa untuk kejayaan bangsa.

Ditambahkan, peserta PPG di Batch 3 ini sebanyak 102.279 orang. Untuk guru PAI 69.313 sekaligus menandai berakhirnya PPG Daljab tahun ini. 

Dari jumlah 102 orang lebih yang ikut  PPG  akan berlangsung kurang lebih 45 hari,  pembelajaran,  sekitar 27 SKS,   setelah itu ada ujian PPG  dan Ujian Pengetahuan (UP). ‘’Semoga yang ikut PPG  se Indonesia semuanya lulus semua,’’ harapnya. (sudir)