Daerah

Cegah Dini Konflik, Kemenag Parepare Duduk Bersama Pimpinan Ormas Islam

Foto Kontributor
Nurwina Busrah

Kontributor

Kamis, 17 Juli 2025
...

Parepare, (Kemenag Parepare) - Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) menggelar Rapat Koordinasi Tim Cegah Dini Konflik Tingkat Kota Parepare. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Urusan Agama (KUA) Bacukiki pada Rabu (16/7/2025).

Agenda tersebut merupakan bagian dari program nasional Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kemenag RI, yang secara serentak digelar oleh Kemenag kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Kota Parepare, H. Fitriadi, Kepala Seksi Bimas Islam, H. Hasan Basri beserta staf, Pimpinan Organisasi Masyarakat Islam (Ormas), serta personel KUA Bacukiki.

Dalam kapasitasnya sebagai narasumber, H. Fitriadi menyoroti bahaya fanatisme dalam berorganisasi keagamaan. Ia menjelaskan bahwa fanatik berlebihan kerap berakar pada pemahaman bahwa umat Rasulullah akan terpecah menjadi 72 golongan, dan hanya satu golongan yang selamat di akhirat.

“Nah, dalil ini sering dijadikan dasar oleh organisasi tertentu untuk merasa paling benar, dan menilai pihak di luar golongan mereka berada dalam kesesatan. Pemikiran semacam ini dapat memicu konflik baik internal maupun antargolongan umat beragama,” ujar H. Fitriadi.

Ia menekankan pentingnya pertemuan lintas ormas seperti yang dilaksanakan saat ini untuk menyebarkan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan konflik sejak dini.

“Fakta bahwa Kota Parepare disebut sebagai kota dengan tingkat toleransi yang rendah cukup mengagetkan. Selama ini kami merasa menjalankan ibadah dan keyakinan masing-masing dengan damai, namun kasus demonstrasi terhadap sekolah Gamaliel beberapa bulan lalu oleh oknum tidak bertanggung jawab menjadi sorotan,” tambahnya.

Dalam sejumlah diskusi sebelumnya, H. Fitriadi mengklarifikasi bahwa sekolah Gamaliel, meski bernaung di bawah Yayasan Kristen, tetap terbuka untuk semua siswa tanpa memandang agama. “Siapa pun bisa bersekolah di sana, baik Muslim, Budha, dan lainnya. Hanya saja, pembelajaran agama tetap diberikan oleh guru sesuai dengan agama masing-masing,” pungkasnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ruang konstruktif untuk memperkuat nilai-nilai toleransi, mempererat silaturahmi antarpemangku kepentingan keagamaan, serta mendorong sinergi dalam menjaga harmoni sosial di Kota Parepare.(Achy)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default