Dilepas Kakanwil, Kafilah Sulawesi Selatan Siap Harumkan Daerah Di MQKN 2025

Kontributor

Makassar (Kemenag Sulsel) – Di ruang kerja Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan pada Selasa (30/9/2025). Sebanyak 29 santri dari berbagai pesantren di Sulawesi Selatan duduk dengan raut wajah penuh semangat, bercampur dengan sedikit ketegangan. Mereka adalah duta-duta terbaik yang akan membawa nama daerah dalam ajang Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN) 2025 di Kabupaten Wajo.
Kakanwil, H. Ali Yafid, melepas keberangkatan dan memberikan bekal nasihat, motivasi, sekaligus doa restu.
“Anak-anakku sekalian, kondisi di lokasi lomba tentu sangat berbeda dengan lingkungan keseharian di pesantren. Ribuan peserta hadir dari seluruh penjuru negeri. Karena itu, siapkanlah fisik dan mental dengan baik. Jaga kesehatan, fokus, dan konsentrasi. Kemenangan hanya bisa diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh,” ujar Ali Yafid.
Kafilah paham MQKN bukan sekadar kompetisi membaca dan memahami kitab kuning. Lebih dari itu, ini adalah panggung pengabdian dan pembuktian bahwa pesantren Sulawesi Selatan mampu bersaing di tingkat nasional.
Ali Yafid menegaskan, 29 santri yang dilepas bukanlah peserta biasa. Mereka adalah hasil seleksi ketat di tingkat provinsi, melalui proses penjaringan yang panjang. Hanya mereka yang mampu menunjukkan keunggulan intelektual, ketekunan, dan penguasaan kitab kuning yang lolos ke tingkat nasional.
“Kalian adalah orang-orang pilihan. Telah melalui proses penjaringan yang tidak mudah. Karena itu, berikan yang terbaik untuk Sulawesi Selatan,” tegasnya.
Bagi Ali Yafid, MQKN bukan semata-mata lomba untuk mencari pemenang. Ajang ini adalah ruang silaturahmi, pertukaran ilmu, sekaligus wadah membangun rasa kebersamaan antar-santri dari seluruh Indonesia.
“Saat ini kita adalah sebuah keluarga besar, bawalah nama baik pesantren dan provinsi ini. Tunjukkan bahwa Sulawesi Selatan mampu memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan agama,” pesannya.
Keberangkatan kafilah Sulawesi Selatan ke Wajo membawa harapan besar. Para pembina meyakini, pengalaman panjang santri di pesantren akan menjadi modal kuat untuk menghadapi tekanan di ajang nasional. Dukungan penuh keluarga, pesantren, dan masyarakat juga menjadi penyemangat tersendiri.
Seorang peserta asal Kabupaten Bantaeng mengatakan, dirinya merasa terhormat bisa membawa nama Sulawesi Selatan. “Ini amanah besar. Kami akan berusaha maksimal, bukan hanya untuk lomba, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa pesantren di Sulsel tidak kalah dengan daerah lain,” ujarnya singkat.
Pelepasan di Kanwil bukan hanya sebuah seremoni. Ia menjadi momentum untuk meneguhkan tekad, memperkuat rasa kebersamaan, dan menyalakan semangat juang para santri.
Kini, dengan doa dan dukungan masyarakat Sulawesi Selatan, 29 santri terbaik itu siap melangkah menuju arena MQKN 2025. Mereka membawa misi besar: menjaga marwah pesantren, mengharumkan daerah, dan menebarkan cahaya ilmu di panggung nasional.