Dua Utusan Kanwil Kemenag Sulsel Ikuti GPE KIX EMAP Hub Learning Cycle Di Bandung
Andi Fathur
Kontributor
Selasa, 04 November 2025
Bandung, (Kemenag Soppeng) — Dua pendidik madrasah dari Sulawesi Selatan, Dr. Musmuliadi, S.Ag., M.A. (Kepala MAN 1 Soppeng) dan Dr. H. Nurdin, M.Si. (Wakil Kepala MAN 1 Makassar), terpilih mewakili Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan dalam program GPE KIX EMAP Hub, Learning Cycle The Use of Data for Education Policies yang diselenggarakan di Hotel Swiss Bell hotel International Dago Bandung.
Program Learning Cycle dilaksanakan secara hybrid selama lima bulan.
1. Daring (Online): Dimulai pada 9 Oktober 2025 hingga Februari 2026, mencakup lokakarya virtual, mentoring kebijakan, dan pendampingan penyusunan policy brief.
2. Luring (Offline): Dilaksanakan di Bandung pada 2–5 November 2025 sebagai forum intensif untuk kolaborasi antar peserta dan fasilitator.
Adapun tahapan penyusunan policy brief meliputi: 1. Penutupan Sesi Utama (20 November 2025), 2. Penyerahan Draft Pertama (20 Desember 2025), 3. Umpan Balik Fasilitator (15 Januari 2026), 4. Revisi Kedua (5 Februari 2026), 5. Finalisasi dan Publikasi (5–15 Februari 2026).
Program ini merupakan kolaboratif dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) kerjsama dengan Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP) yang merupakan unit kerja di bawah Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Selanjutnya Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) menggandeng bersama Global Partnership for Education (GPE) melalui Knowledge Innovation Exchange (KIX) – East, Asia, Pacific, and Middle East (EMAP) Hub, dengan dukungan dari International Development Research Centre (IDRC–CRDI) Kanada dan Geneva Graduate Institute, Swiss.
Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas para pemangku kebijakan pendidikan, akademisi, dan praktisi pendidikan dalam penggunaan data sebagai dasar perumusan kebijakan (evidence-based policy making).
Melalui pendekatan berbasis riset dan kolaborasi antarinstansi, program ini menargetkan lahirnya Policy Brief, yakni naskah rekomendasi kebijakan pendidikan berbasis data dan analisis empiris.
Dalam laporan panitia pelaksana, Nisa Felicia, dijelaskan bahwa proses seleksi peserta dalam kegiatan ini dilakukan secara kompetitif, di mana dari lebih 200 pendaftar secara nasional, hanya 52 peserta yang dinyatakan lolos dan berhak mengikuti program utama. Selanjutnya PSPK kemudian bekerjasama dengan KIX EMAP Hub yang merupakan pusat kolaborasi dan pertukaran pengetahuan (Knowledge and Innovation Exchange) yang dikelola oleh NORRAG dalam kerangka Global Partnership for Education (GPE).
Kegiatan ini didampingi oleh para fasilitator nasional dan internasional. Adapun fasilitator internasional yang hadir seperti; José Luís Canelhas, Marina Deux, dan Aditi Desai, Perwakilan KIX EMAP Hub, sementara sebagian lainnya tidak dapat hadir karena agenda akademik di luar negeri. Namun demikian, koordinasi dan kolaborasi tetap berlangsung efektif melalui komunikasi daring.
Menurut Jose Luis Canelhas bahwa Kegiatan Learning Cycle on the Use of Data for Education Policies oleh GPE KIX EMAP Hub memperkuat kapasitas peserta dalam merancang kebijakan pendidikan berbasis data. Melalui kolaborasi antara pemerintah, NGO, dan akademisi, para peserta menetapkan fokus penelitian dan metode analisis untuk menghasilkan policy brief yang berdampak nyata.
Program global kemitraan GPE–KIX ini menekankan inovasi dan berbagi pengetahuan lintas negara. Sesi akan berlanjut secara daring hingga akhir tahun, dengan target publikasi hasil akhir pada awal Februari mendatang.
Kegiatan Learning Cycle on the Use of Data for Education Policies membahas empat topik utama yang saling berkaitan dalam penguatan kapasitas penggunaan data untuk kebijakan pendidikan: 1) Foundational Competencies berfokus pada peningkatan kemampuan dasar dalam memahami konsep, sumber, dan analisis data pendidikan guna menghasilkan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy). 2) Socioemotional Learning (SEL) menekankan pentingnya pembelajaran sosial-emosional dalam menciptakan iklim sekolah yang aman, inklusif, dan ramah anak, dengan penguatan kapasitas guru serta pemanfaatan data untuk memantau kesejahteraan siswa. 3) Equity (Keadilan dan Pemerataan) menyoroti penggunaan data untuk mengidentifikasi ketimpangan akses pendidikan serta mendorong kolaborasi antarinstansi seperti Kemenag, Kemendikbud, NGO, dan akademisi dalam mewujudkan keadilan dan pemerataan pendidikan bagi semua kalangan, termasuk kelompok marjinal. 4) Gender Equity (Kesetaraan Gender) membahas integrasi perspektif gender dalam kebijakan pendidikan, analisis kesenjangan partisipasi dan kepemimpinan, serta pemanfaatan data terpilah gender untuk memastikan lingkungan belajar yang adil, setara, dan bebas diskriminasi di sekolah maupun madrasah.
Keikutsertaan Dr. Musmuliadi dan Dr. H. Nurdin sebagai utusan Kanwil Kemenag Sulsel menunjukkan pengakuan terhadap kapasitas madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mampu berkontribusi dalam riset kebijakan dan advokasi pendidikan berbasis data.
Menurut Dr. Musmuliadi, partisipasi ini menjadi peluang strategis untuk memperkuat posisi madrasah sebagai policy actor yang tidak hanya menjalankan kebijakan, tetapi juga memberikan masukan berbasis riset. “Madrasah memiliki konteks sosial dan data lapangan yang kaya. Melalui forum ini, kami belajar bagaimana mengubah data tersebut menjadi dasar kebijakan yang adil, terukur, dan berpihak pada peserta didik,” Ujar Kepala MAN 1 Soppeng.
Kegiatan GPE KIX EMAP Hub Learning Cycle diharapkan melahirkan policy brief yang mendorong kebijakan pendidikan lebih inklusif, adil, dan berbasis bukti, serta memperkuat kolaborasi antara Kemendikbudristek, Kementerian Agama, universitas, dan lembaga penelitian dalam reformasi pendidikan nasional.
Sebagai informasi bahwa NORRAG adalah lembaga penyelenggara (host) dari KIX EMAP Hub. NORRAG adalah lembaga global berbasis di Swiss yang berfokus pada kolaborasi kebijakan pendidikan internasional, dengan tujuan memperkuat keadilan dan kualitas pendidikan melalui riset, inovasi, dan pertukaran pengetahuan lintas negara. NORRAG juga merupakan pengelola utama KIX EMAP Hub, yang menjadi pusat pertukaran pengetahuan pendidikan di wilayah Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, Asia, dan Pasifik.
Wilayah kerjanya mencakup 36 negara mitra GPE di kawasan Eropa dan Asia Tengah, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, serta Pasifik. NORRAG bekerja sama erat dengan berbagai lembaga internasional, antara lain:
1. GPE (Global Partnership for Education) melalui KIX EMAP Hub,
2. Pemerintah Swiss (SDC),
3. IDRC (Kanada), dan
4. The Graduate Institute, Geneva sebagai lembaga induk.
Kegiatan Learning Cycle on the Use of Data for Education Policies diharapkan memperkuat sinergi antara Kementerian dan lembaga dalam mendorong kebijakan pendidikan yang inklusif, adil, dan berbasis bukti di Indonesia. (mus/afr)
Editor:
Mawardi
Selasa, 04 November 2025
16x