Daerah

Hari Disabilitas Internasional 2025 : Menuju Dunia Yang Lebih Inklusif Dan Berkeadilan

Foto Kontributor
Onya Hatala

Kontributor

Kamis, 04 Desember 2025
...

Oleh : Abd. Chalid

Kepala MIN 2 Gowa


Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember menjadi momen penting untuk merefleksikan kemajuan dan tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas di seluruh dunia. Pada tahun 2025, kita dihadapkan pada tanggung jawab yang lebih besar untuk memastikan inklusi dan kesetaraan bagi semua, tanpa memandang kondisi fisik atau mental. 

Tema tahun ini, "Mewujudkan Masyarakat yang Ramah dan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas demi Mendorong Kemajuan Sosial," menekankan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung penyandang disabilitas.

Salah satu isu utama yang masih perlu ditangani adalah kesadaran masyarakat. Pendidikan yang inklusif dan pemahaman yang lebih baik tentang disabilitas sangat penting untuk mendorong penerimaan dan mengurangi stigma. Masyarakat perlu diberdayakan untuk memahami bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.

Salah satu contoh praktik baik dalam pendidikan inklusif dapat ditemukan di MIN 2 Gowa sebagai salah satu Madrsah Inklusif di kabupaten Gowa dalam proses pembelajaran menerapkan pendekatan inklusif dengan menyediakan layanan pendidikan yang setara bagi semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Beberapa inisiatif yang dilakukan di MIN 2 Gowa antara lain :

1. Tim Pengajar Terlatih : Guru-guru di MIN 2 Gowa dilatih untuk memahami dan menghadapi beragam kebutuhan belajar siswa. Mereka dilengkapi dengan pengetahuan tentang strategi pengajaran yang dapat disesuaikan untuk berbagai macam disabilitas.

2. Kurikulum Fleksibel : Madrasah ini memiliki kurikulum yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa. Dengan pendekatan ini, siswa berkebutuhan khusus dipastikan untuk mendapatkan materi yang relevan dan sesuai dengan kemampuan mereka.

3. Program Penyuluhan untuk Orang Tua : Madrasah juga melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dengan mengadakan program penyuluhan. Ini bertujuan untuk memberi mereka pemahaman soal dukungan yang perlu diberikan kepada anak-anak mereka, baik di rumah maupun di madrasah.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler Inklusif : MIN 2 Gowa mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang juga inklusif. Semua siswa didorong untuk berpartisipasi, memperkuat rasa kebersamaan dan saling mendukung di antara mereka.

Praktik baik yang diterapkan di MIN 2 Gowa sejalan dengan program prioritas Kementerian Agama, yaitu Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi. Ini mencakup:

1. Pendidikan Unggul: MIN 2 Gowa berkomitmen untuk memberikan kualitas pendidikan yang terbaik bagi semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Hal ini tercermin dari pelatihan yang diberikan kepada guru dan pengembangan kurikulum yang fleksibel.

2. Pendidikan Ramah: Dengan fasilitas yang aksesibel dan program penyuluhan untuk orang tua, Madrasah ini menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana semua siswa merasa diterima dan dihargai.

3. Pendidikan Terintegrasi: Pendekatan inklusif yang diterapkan di MIN 2 Gowa mengintegrasikan berbagai kebutuhan belajar dalam satu kerangka pendidikan. Ini tidak hanya membantu penyandang disabilitas memanfaatkan potensi mereka, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar seluruh komunitas madrasah.

Tema tahun ini menekankan bahwa kemajuan sosial tidak dapat dicapai tanpa melibatkan penyandang disabilitas. Masyarakat yang inklusif akan membawa dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Keterlibatan semua pihak pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta dalam menciptakan lingkungan yang mendukung adalah langkah penting menuju kemajuan yang berkelanjutan.

Aksesibilitas harus menjadi prioritas dalam setiap sektor, mulai dari infrastruktur publik hingga layanan digital. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa fasilitas umum, transportasi, dan teknologi mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Investasi dalam infrastruktur yang ramah disabilitas tidak hanya memfasilitasi mobilitas, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup bagi semua.

Hari Disabilitas Internasional juga menjadi ajang untuk menyoroti pentingnya pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas. Program pelatihan dan kesempatan kerja harus dirancang agar lebih inklusif, memberikan jalan bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi secara produktif dalam masyarakat. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang ramah bagi semua, kita tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih beragam dan kuat.

Penting untuk melibatkan penyandang disabilitas dalam perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan hidup mereka. Suara mereka harus didengar dan dihormati. Mendorong partisipasi aktif di semua tingkat pemerintahan dan organisasi non-pemerintah akan membantu memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan dan aspirasi mereka.

Memperingati Hari Disabilitas Internasional 2025 harus menjadi momentum untuk mendorong perubahan yang nyata. Dengan meningkatkan kesadaran, memastikan aksesibilitas, memberdayakan penyandang disabilitas, dan mendengarkan suara mereka, kita dapat bekerja menuju dunia yang lebih inklusif dan berkeadilan bagi semua. Praktik baik di MIN 2 Gowa menunjukkan bahwa pendidikan inklusif bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat efektif.

Sejalan dengan program prioritas Kementerian Agama, kita dapat membina masyarakat yang inklusif dan membangun jembatan untuk menciptakan lingkungan yang saling mendukung dan menghargai setiap individu.

Editor: arfan

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default