Belopa (Kemenag Luwu) ― Setelah melakukan survei tiga bulan terakhir, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Luwu bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menyebar kuisoner yang terbagi dalam 3 item. Yang pertama adalah soal kerukunan beragama di Kabupaten Luwu (toleransi), yang kedua adalah analisis sikap dan interaksi antar umat beragama (kesetaraan) dan yang ketiga adalah tantangan utama, dan usulan hubungan antar kelompok dan umat beragama yang ada di Kabupaten Luwu.

Dari sampel 500 orang yang mengisi kuisoner dengan berbagai pekerjaan, usia, agama, tempat tinggal, pendidikan yang berbeda, yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Luwu, maka analisis hasilnya sebagai berikut:

1. Toleransi. Mengukur sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan keyakinan, budaya serta pendapat. Skor rata-rata mencapai 76 persen. Menunjukkan masyarakat cukup terbuka dalam menerima keragaman.
2.  Kesetaraan. Menilai perlakuan adil dalam akses sumber daya, kesempatan, dan hak sosial. Hasilnya memperoleh skor 74 persen, yang berarti kesetaraan relatif baik tapi masih ada ruang perbaikan.
3. Kerjasama. Mengukur tingkat kolaborasi dan gotong royong antar komunitas. Menggambarkan masyarakat Luwu sering bergandengan tangan demi kebaikan bersama.

Seksi Bimbingan Masyarakat Islam mengolah data tersebut dan mendapatkan indeks total sekitar 75%. ini menandakan kerukunan di daerah Luwu cukup kuat dan harmonis. Indeks kerukunan biasanya dihitung dari tiga dimensi utama: toleransi, kesetaraan, dan kerjasama, lalu dijadikan skor antara 0-100%. Dan Kemenag RI pada tahun 2019 dapat nilai sekitar 74%—kategori tinggi.

Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag Luwu mengapresiasi masyarakat, pemerintah daerah, dan ASN Kementerian Agama atas partisipasi serta dukungan dalam menjaga kerukunan. “Semoga capaian ini menjadi acuan untuk terus hidup rukun dalam naungan NKRI sekaligus menjadi kebanggaan bagi seluruh Wija To Luwu,” demikian pernyataan resmi Seksi Bimas Islam Kemenag Luwu. Isl/Um.