Jaga Tradisi, Ponpes Al-Junaidiyah Biru Gelar Maulid Akbar 2025
 
                    Kontributor
 
    Watampone, (Kemenag Bone)- Pondok Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru Kab. Bone, menggelar Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW, Senin, 15 September 2025 Masehi/22 Rabiul Awal 1447 Hijriah.
Maulid yang dipusatkan di Gedung Serbaguna Ponpes Modern Al-Junaidiyah Biru ini, mengangkat tema "Meneladani Kesederhanaan dan Keberkahan Hidup Rasulullah SAW".
Panitia Pelaksana, Masda Mahmud mengonfirmasi kehadiran beberapa tamu undangan pada maulid yang digelar.
Hadir Pimpinan Pondok, Ketua Yaspem Biru, Kepala Kantor Kemenag Bone, Pengawas Madrasah, Camat Tanete Riattang, Lurah Biru, Babinsa, Ketua Baznas Bone, Ketua PCNU Bone, masyarakat sekitar pondok, seluruh Guru, Pembina dan Santri Al-Junaidiyah Biru.
Sementara pembawa Hikmah Maulid, panitia mengundang secara khusus, KH. Muhammad Nur Khalili, pengasuh sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Musthofa Kab. Maros.
Dr. H. Abul Khair dalam sambutannya selaku pimpinan mengungkapkan, jika tradisi Maulid di Al-Junaidiyah adalah taklim sekaligus menjadi sarana untuk mengenal dan mendalami pribadi Nabi Muhammad SAW yang luhur dan agung.
"Di Al-Junaidiyah Biru, kami selalu menjaga dengan baik tradisi yang diwariskan oleh pendahulu para pendiri pondok, salahsatunya melalui perayaan Maulid yang tiap tahun kami laksanakan", ucapnya.
H. Abul Khair berharap perayaan Maulid tidak hanya sekedar seremonial saja, ia ingin Maulid menjadi penyemangat untuk berikhtiar meneladani hidup dan akhlak mulia Rasulullah SAW.
Hal senada juga disampaikan Ketua Yayasan Pesantren Modern (Yaspem) Biru, Drs. H. Maharajuddin. Ia mengajak hadirin untuk meneladani 4 sifat Rasulullah, Asshiddiq (Jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (Menyampaikan sesuatu dengan penuh hikmah) dan Berlaku adil.
Sementara KH. Muhammad Nur Khalili mengaku bahagia dapat hadir dan bersilaturahim dengan keluarga besar Pondok Pesantren Modern Al-Junaidiyah Biru.
Dalam tausiahnya ia menyampaikan sirah nabi yang dilalui Muhammad SAW dengan kesederhanaan, baik Rasulullah sebagai pemimpin bagi diri, dalam keluarga, masyarakat, hingga pemimpin dalam negara.
Bentuk cinta kita kepada Rasulullah adalah bahagia di bulan kelahirannya, berharap berkah hidup dalam menjalani kehidupan di dunia dan berharap syafaatnya di hari kemudian. (Ayyub)
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                     
                     
                     
                    