Provinsi

Jemaah Haji Kabupaten Maros Ikuti Manasik Akbar Nasional, Kisah Siti Dan Daeng Sape Bikin Haru

Foto Kontributor
Andi Baly

Kontributor

Sabtu, 19 April 2025
...

Maros, HUMAS KEMENAG – Suasana haru dan khidmat menyelimuti pelaksanaan Manasik Haji Akbar Kabupaten Maros yang digelar serentak secara nasional oleh Kementerian Agama RI, Sabtu, 19 April 2025.

Bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, ratusan calon jemaah haji tampak khusyuk mengikuti kegiatan yang tak hanya sarat ilmu, tapi juga penuh makna spiritual.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Maros A. Muetazim Mansyur, Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid, unsur Forkopimda, perwakilan Bidang PHU Kanwil Kemenag Sulsel, Kepala Kankemenag Maros bersama jajaran, para pembimbing, serta para calon jemaah haji.

Sebanyak 312 jemaah asal Maros, terdiri dari 106 laki-laki dan 206 perempuan ikut ambil bagian dalam manasik ini. Mereka tergabung dalam Kloter 12, 23, dan 40 Embarkasi Makassar.

Manasik Haji Nasional ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kegiatan manasik haji dengan jumlah peserta terbanyak dan pelaksanaan daring terbanyak sepanjang sejarah.

Ribuan jemaah dari seluruh Indonesia mengikuti bimbingan ini secara serentak melalui Zoom Meeting dan live streaming oleh Kemenag RI, yang mengusung tema “Meraih Kesempurnaan Spiritual dalam Ibadah Haji”. Kegiatan ini menghadirkan Menteri Agama RI, H. Nasaruddin Umar, sebagai narasumber utama.

Dalam sambutannya, Menag menyampaikan pentingnya menanamkan niat untuk menjadi haji mabrur, bukan sekadar haji maqbul. Ia juga mengajak seluruh jamaah untuk menjaga keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial selama menjalankan ibadah haji.

“Haji adalah momentum untuk lahir kembali menjadi insan baru. Ka’bah adalah rumah pertama tempat pertaubatan di bumi. Maka, fokuskan diri untuk bertaubat agar kita kembali suci seperti bayi yang baru lahir,” tutur Menag.

Wakil Bupati Maros A. Muetazim Mansyur menyampaikan harapannya kiranya para jemaah dapat menjadi representasi terbaik daerah di Tanah Suci.

“Kami bangga, dan kami titip doa untuk Maros, Sulsel, dan Indonesia. Semoga semua kembali dalam keadaan sehat dan membawa haji yang mabrur,” ucapnya.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, mengingatkan bahwa manasik adalah bagian dari proses pembentukan karakter jemaah yang mandiri.

“Jemaah Maros harus menjadi contoh dalam kemandirian, ketertiban, dan akhlak. Mari bawa semangat pelayanan yang baik dari sini hingga ke Tanah Suci,” tegasnya.

Hal yang paling menyentuh dalam manasik ini adalah kisah dua jemaah, Siti dan Daeng Sape.

Siti Nur Zam-Zam, gadis 18 tahun dari Dusun Labuaja, Kecamatan Cenrana, menjadi jemaah termuda tahun ini. Ia menggantikan ibunya yang wafat pada tahun 2020. Dengan mata berkaca-kaca, ia berbagi kisahnya.

“Saya akan lanjutkan niat ibu. Semoga beliau tenang di sana dan saya bisa menjalankan ibadah ini dengan baik,” tutur Siti penuh haru.

Di sisi lain, Sape Daeng Ngendang, 87 tahun 9 bulan, dari Bontokamase, Kecamatan Simbang, menjadi jemaah tertua. Usia lanjut tak menghalangi semangatnya yang menyala-nyala.

“Saya sudah menunggu lama. Insyaallah saya siap berangkat. Alhamdulillah,” ucap Daeng Sape dengan dialek khas Bugis yang hangat.

Manasik ini menjadi bekal terakhir sebelum keberangkatan. Dari teori hingga praktik, dari kesiapan fisik hingga penguatan batin, para jemaah dipersiapkan untuk menjalani rukun Islam kelima dengan sebaik-baiknya.

Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, Kemenag Maros, dan Kanwil Kemenag Sulsel, para jemaah siap menjadi tamu Allah yang mandiri, tertib, dan bermartabat. Sebuah perjalanan suci yang dimulai dengan niat yang tulus dan semangat yang tak pernah padam.(diah)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default