Kakan Kemenag Barru: Penyuluh Harus Bisa Publikasi, Bukan Hanya Urus Nikah Dan Haji

Kontributor

Barru, 17 Juli 2025, -- Kepala Kantor Kemenag Kab. Barru, Dr. H. Jamaruddin, M.Ag., menghadiri Pembukaan Pelatihan Media Penyuluh Berbasis TIK di Wilayah Kerja (PDWK) yang diadakan di Aula Kemenag Kab. Barru.
Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar yang diwakili oleh Kasubag TU Balai Diklat, Dr. Sukmah, S.Pd.I., MA., Kasi Bimas Islam, Dr. H. Muhlis Hakim, S.Pd.I., Kasi PAIS, Sudirman, S.Pd.I., M.A., Kasi Penmad, H. Syamsul Bahri, S.Ag., MA., Kasi PD Pontren, H. Maqbul, S.Ag., M.Ag., serta tim dari Bimas Kemenag Kab. Barru dan 30 peserta yang berasal dari penyuluh Kab. Barru.
Dalam sambutannya H. Jamaruddin menekankan pentingnya kehadiran seluruh peserta mengingat 30 orang peserta adalah mereka yang terpilih menerima amanah ini sehingga mereka patut berbangga. "Ini kebanggaan, dan kami berharap agar melalui kegiatan ini para penyuluh semakin terasah," tambahnya.
Ia juga mengingatkan terdapat hampir 350.000 ASN yang saat ini bekerja di bawah Kemenag RI. Jumlah yang tidak sedikit dalam memberikan perubahan, namun karena kurangnya publikasi dan dokumentasi, kegiatan yang dilakukan masih dirasa kurang. "Penyuluh ini punya fungsi wartawan Kemenag, bukan hanya urus nikah dan haji, tapi juga harus jadi solusi berbagai problem masyarakat. Kita layani masyarakat tapi jangan lupa publikasi yang baik," tegas H. Jamaruddin.
Oleh karena itu, setelah menyelesaian pelatihan ini H. Jamaruddin berharap para peserta mampu menjadi inspirasi, pengajar dan pembimbing bagi mereka yang tidak bisa mengikuti pelatihan ini. "Kerja, disiplin, dedikasi, integritas, ini yang saya mau ditularkan ke teman-teman lain yang tidak ikut pelatihan ini," terangnya.
Sukmah ikut mengingatkan betapa beruntungnya Kemenag Kab. Barru dapat menyelenggarakan pelatihan ini. Banyak kantor lain yang mau mengadakan pelatihan ini tapi selalu terkendala kecukupan dana, ketersediaan tempat, dan kondisi peserta. Harus ada simbiosis mutualisme, tidak bisa lagi semuanya diandalkan ke Balai Diklat.
Di tengah efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat, keterbatasan ini ikut merubah merode pembelajaran yang dilakukan dengan menjadikannya pembelajaran jarak jauh. Kalaupun ada bertemu tatap muka secara langsung maka waktunya pasti akan sangat singkat. Ditambah lagi peningkatan jumlah ASN dan skala prioritas yang bergeser ke para pegawai baru. "Kita punya aplikasi pintar, ada juga MOOC. Jadi nanti tetap bersertifikat, kompetensi tetap akan terpenuhi," ungkap Sukmah.
Menurut Sukmah, pelatihan ini tidak akan terjadi tanpa adanya antusiasme serta dukungan yang responsif dari Kemenag Kab. Barru lewat Seksi Bimas. "Kami utamakan panitia dan peserta yang responsif. Untungnya pejabat struktural Barru sangat mengakomodir dan memfasilitasi," tambahnya.
Wajar kebutuhan atas pemahaman teknologi informasi semakin kritis. Kemajuan zaman menggeser banyak nilai masyarakat. Kini sumber komunikasi dan informasi ada dalam genggaman tangan, sehingga pendeta dan ulama dikesampingkan. Hal inilah yang berusaha diperbaiki. "Sekarang penyuluh yang harus maju. Harus sampaikan pesan agama yang postif," tutup Sukmah.
(Arga)