Makassar (Kemenag Makassar) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Makassar, H. Irman, menegaskan bahwa setiap penyuluh agama, khususnya ASN dari jalur P3K dan CPNS, harus memiliki program unggulan yang berdampak nyata bagi umat di lapangan.

Pernyataan tersebut disampaikan saat membuka Bimbingan Teknis Pemahaman Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Penyuluh Agama P3K dan CPNS, yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kota Makassar di Aula Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulsel, Jl. AP Pettarani Makassar, Kamis (3/7/2025).

“Penyuluh agama harus hadir dengan program andalan yang memberi dampak langsung kepada umat. Kita bukan hanya pelengkap birokrasi, tapi penggerak umat di lapangan,” ujar H. Irman dengan tegas.

Ia juga menyebut bahwa penyuluh agama adalah wajah Kemenag di tengah masyarakat. “Kegiatan-kegiatan penyuluh agama di Makassar sudah dikenal luas. Di mana ada kegiatan keumatan, di situ ada penyuluh agama. Ini yang harus terus ditingkatkan, jangan hanya hadir, tapi hadir dengan manfaat,” tambahnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 88 peserta, terdiri dari 88 penyuluh agama P3K dan 1 CPNS penyuluh, yang berasal dari berbagai agama, termasuk Islam, Kristen, dan Katolik.

Ketua PD IPARI Kota Makassar, Syamsiah, dalam laporannya menyampaikan bahwa bimtek ini menjadi momen penting untuk menyatukan persepsi dan pemahaman para penyuluh lintas agama dalam menjalankan tugasnya sebagai ASN.

Sementara itu, H. Sawedi, selaku Ketua Tim Kepenyuluhan Kanwil Kemenag Sulsel yang hadir mewakili Kabid Penaiszawa, menekankan pentingnya pemahaman regulasi sebagai pegangan ASN.

“ASN penyuluh agama harus memahami regulasi dari undang-undang hingga petunjuk teknis. Kita berbeda dari mubalig atau penceramah karena kita adalah aparatur negara yang bertugas secara resmi,” jelasnya.

Bimtek ini bertujuan memperkuat kapasitas dan integritas penyuluh agama ASN dalam menjalankan fungsi keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan yang inklusif dan moderat di tengah masyarakat.