Kakankemenag Maros Tausiyah Kerukunan Di Keuskupan Agung Makassar

Kontributor

Makassar, (Kemenag Maros) -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag)
Kabupaten Maros menyampaikan tausiyah kerukunan dalam silaturrahmi dan buka
puasa bersama ormas kepemudaan lintas agama Provinsi Sulawesi Selatan, Sabtu (15/3/2025).
Kakankemenag Maros H. Muhammad, di aula Keuskupan Agung
Makassar, mengungkap pentingnya menahan ego dan mengutamakan solidaritas bersama.
Demi, hidup rukun dalam bingkai kebangsaan.
“Tujuan hampir semua agama, menjadikan orang baik yang dekat
dengan Tuhan. Dalam bahasa Islam takwa, menahan diri.
“Saya lihat kehidupan keagamaan di Toraja, itu saling menahan.
Menahan ego. Ego untuk mengkapling bahwa hanya saya yang masuk surga.
“Menyambungkannya dengan deklarasi Istqlal tentang
prinsip-prinsip kemanusiaan, itu ya hidup bersama dengan semesta.
“Saya tidak pernah memanggil saudara yang beragama Katolik,
Kristen, Budha itu dengan non-Muslim, karena saya anggap itu diskriminatif. Kapling
mayoritas minoritas ini selalu kita hidup-hidupkan, padahal kita sama. Hidup
bersama-sama di tanah air NKRI. Oleh karena itu, ego ini harus menjadi perhatian
kita bersama.
“Dengan hadirnya kita di tempat ini, umat Katolik memberikan
kita contoh bahwa dalam beragama, kita tidak boleh ego.
Kemudian, Kakankemenag Muhammad mengungkap bagaimana
kehidupan keagamaan di Kabupaten Maros. “Ketika saya di Maros, saya inisiasi
pasang papan nama gereja Katolik, karena kita di sini kita sama.
“Puasa ini momentum kita untuk bisa menahan ego. Lapar, haus
itu hal dasar, tapi tingkatan yang di atas adalah bagaimana menahan ego ini. Itulah
yang disebut takwa.
“Berarti juga rendah hati. Ketika kita betul-betul
memikirkan apa yang diberikan Tuhan dalam kehidupan, maka ketika menahan lapar,
haus, menahan ego, solidaritas itu akan terbangun. Solidaritas bersama.
“Pertemuan kita kali ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Saya
kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros mendukung program Bapak Menteri
Agama, Bapak Kakanwil, mendukung agar solidaritas ini terbangun dalam kehidupan
kita bersama.”
Sebelumnya, Pastor Albert Arina, juga menyampaikan deklarasi
Istiqlal merupakan tonggak penting menjaga kerukunan hidup bersama.
“Kegiatan ini merupakan tanda ikatan bahwa kita sesama
makhluk ciptaan Tuhan. Di puasa ini kita perbanyak silaturrahmi. Perjalanan
sebagai bangsa perlu dijaga dan dirawat. Mari sama-sama berkolaborasi.”
Pimpinan FKUB Sulsel, Dr Nurman Said, di forum ini
menyampaikan bahwa peran penting tokoh agama dan pemuda sebagai penopang
kehidupan berbangsa.
“Bahwa sesungguhnya agama memiliki solusi, pemandu umat
menjalani kehidupan dengan baik. Di sinilah peran tokoh agama dan organisasi
kepemudaan lintas agama.”
Sementara itu, Kabag TU Kanwil Kemenag Sulsel H. Aminuddin,
menyampaikan asta program prioritas Kemenag, di antaranya “cinta adalah ajaran
universal semua agama. Dan kalau umat dekat dengan ajaran agamanya
masing-masing, maka kerukunan akan tercipta.”
Sedangkan Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar Pastor
Fransiskus Nipa, mengungkap pentingnya terus menggaungkan deklarasi Istiqlal. “Perlu terus sosialisasikan deklarasi Istiqlal,
bahkan sampai ke akar rumput, baik dalam negeri maupun luar negeri.”
Dalam kegiatan, selain silaturrahmi pimpinan organisasi
lintas agama juga diberikan kesempatan memberikan pandangan tentang deklarasi
Istiqlal.
Kemudian, sesaat sebelum buka puasa bersama, beberapa warga
sekitar keuskupan juga diundang hadir dan diberikan santunan.
Hadir dalam acara, pimpinan organisasi pemuda lintas agama,
di antaranya PW GP Ansor Sulsel dan lembaga swadaya masyarakat serta awak
media. (Ulya)