Kemenag Parepare Ikuti Sarasehan HAN 2025, Komitmen Ciptakan Generasi Hebat

Kontributor

Makassar, (Kemenag Parepare) - Momentum Hari Anak Nasional ke-41 diwarnai dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap tumbuh kembang anak bangsa.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulsel bekerja
sama UIN Alauddin Makassar menggelar Hari Anak Nasional 2025 di Aula Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu, 23 Juli 2025
Mengusung tema “Hak Anak-anak untuk Menjamin Kesehatan
Mental dan Fisik Menuju Anak-anak sebagai Tunas Kebaikan Bangsa: Memastikan
Perlindungan dan Pemenuhan Generasi Tangguh Berkualitas”, kegiatan ini
diselenggarakan secara hybrid dan diikuti oleh ratusan peserta secara langsung
dan daring dari seluruh jajaran Kementerian Agama se-Sulsel, DWP se-Sulsel,
serta berbagai unsur pemangku kepentingan lainnya.
Acara ini juga dihadiri oleh tamu-tamu penting dan
narasumber berkompeten di bidangnya, di antaranya: Staf Khusus Menteri Agama
(mewakili Menteri Agama), Penasehat DWP Kemenag RI beserta jajaran, Ketua DWP
Kemenag RI, Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Hamdan Johanis, Ph.D., bersama
jajaran, Kakanwil Kemenag Sulsel Dr. H. Ali Yafid bersama jajaran, Ketua DWP
UIN Alauddin Makassar, Ketua DWP Kanwil Sulsel, Ketua Tanfidziyah PWNU Sulsel, Kepala
Kantor Kemenag se-Kabupaten/Kota se-Sulsel, Kepala UPT Asrama Haji, Kepala
Balai Diklat Keagamaan Makassar, Kepala Madrasah Negeri, Para Pembimas dari
agama Islam, Hindu, Budha, Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan Konghucu
Kegiatan ini juga turut disaksikan secara virtual oleh
pejabat dan staf Kementerian Agama Kota Parepare serta anggota Dharma Wanita
Persatuan (DWP) Kemenag Kota Parepare yang berkumpul di Aula Kantor Kementerian
Agama Kota Parepare. Mereka mengikuti sarasehan dengan antusias sebagai bentuk
dukungan terhadap pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak sebagai
generasi penerus bangsa.
Sambutan dari para tokoh membuat peserta terinspirasi. Kepala
Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur
atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan
hasil arahan langsung dari Penasehat DWP, staf ahli, serta kolaborasi erat
dengan UIN Alauddin Makassar.
“Kami berharap semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan
dampak luas terhadap kesadaran bersama tentang pentingnya hak dan perlindungan
anak,”ujarnya.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Johanis, membuka
sambutan dengan pujian kepada MC yang tampil dengan mengenakan seragam sekolah.
Ia juga menyampaikan bahwa anak-anak memiliki tipe spontan, patuh dan rasional,
dan perlu diarahkan secara tepat.
“Urusan anak bukan hanya tanggung jawab ibu, tapi juga ayah
dan seluruh ekosistem keluarga serta masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Penasehat DWP Kemenag RI memberikan pesan
yang menyentuh dan membumi. Ia menyoroti pentingnya peran keluarga sebagai
tempat pertama dan utama dalam mendidik anak.
“Anak bukan titipan,
tetapi amanah yang harus dijaga, diberi kasih sayang, kelembutan, dan
pendidikan moral,” ucapnya. Ia juga mengingatkan orang tua untuk tidak
bertengkar di depan anak dan tidak membandingkan anak-anak mereka dengan orang
lain.
Ia menyampaikan berbagai hak anak yang tidak bisa ditawar,
mulai dari hak hidup, tumbuh, pendidikan, identitas, hingga hak spiritual dan
bimbingan moral. “Didiklah anak-anak dengan kelembutan, bukan kemarahan,”
tegasnya.
Dalam sambutan yang diwakili oleh staf ahli Kemenag RI,
Menteri Agama juga menyampaikan bahwa perempuan, khususnya anggota DWP, adalah
pilar perubahan sosial dan keluarga. Perempuan harus terus diberdayakan,
terutama dalam era digital saat ini yang banyak mempengaruhi mental anak-anak.
Acara dilanjutkan dengan sesi sarasehan berisi edukasi,
refleksi dan seruan perubahan yang menghadirkan beberapa narasumber ahli.
Prof. Hj. Nurhidayah, dengan materi "Tumbuh Bahagia,
Tumbuh Tangguh: Membangun Kesehatan Mental Sejak Dini". Ia memaparkan
bahwa 1 dari 4 remaja mengalami masalah kesehatan mental, dan ini harus
ditangani dari rumah dengan komunikasi terbuka, lingkungan aman, dan hidup yang
punya arah.
Prof. Abdul Rauf, membawakan materi tentang praktik
berbahaya nikah siri yang berdampak pada anak dan perempuan.
Hj. St. Aisyah, menggagas pentingnya sekolah bebas
perundungan dan mengajak semua pihak untuk menjadi agen anti-bullying.
Narasumber ke-4 menekankan pentingnya keberanian anak-anak
sebagai pelapor ketika mengalami atau melihat kekerasan.
Hari Anak Nasional tahun ini menjadi momentum kuat untuk
menegaskan komitmen negara dan masyarakat dalam menciptakan generasi hebat.
Anak-anak adalah calon pemimpin masa depan, dan menjadi tugas bersama untuk menjamin
hak, perlindungan, dan pertumbuhan mereka secara utuh baik mental, fisik,
spiritual, dan sosial mereka.(Abul/Wn)