Provinsi

Kemenag Sulsel Gencarkan Gerakan Keluarga Sakinah: Ali Yafid Tegaskan, “Keluarga Adalah Pondasi Peradaban”

Foto Kontributor
Wardiah

Kontributor

Rabu, 29 Oktober 2025
...

Makassar, (Kemenag Sulsel) — Ditengah derasnya arus globalisasi dan perubahan sosial yang kian dinamis, Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan kembali menekankan pentingnya peran keluarga sebagai benteng moral bangsa. Melalui Gerakan Keluarga Sakinah, Kemenag berupaya menumbuhkan ketahanan keluarga yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan kasih sayang.

Kegiatan bertajuk “Penguatan Pelibatan Masyarakat Program Gerakan Keluarga Sakinah Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan” resmi dibuka oleh Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla, Rabu (29/10/2025). Program ini berlangsung hingga 31 Oktober dan dihadiri oleh para kepala Kemenag kabupaten/kota, tokoh agama, pengurus ormas, dan fasilitator keluarga sakinah dari 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.

Dalam berbagai hal, H. Ali Yafid menegaskan bahwa keluarga adalah landasan dari peradaban bangsa.

“Keluarga sakinah adalah landasan peradaban. Ketika nilai agama menjadi pedoman dalam rumah tangga, maka akan lahir masyarakat yang beradab dan bangsa yang kokoh,” ujar Ali Yafid dengan penuh semangat.

Ia juga menyoroti pentingnya ketahanan keluarga di era modern yang penuh tantangan.

“Gerakan Keluarga Sakinah ini adalah upaya mengembalikan nilai cinta, tanggung jawab, dan agama sebagai landasan utama keluarga. Dari keluarga yang kuat, akan lahir masyarakat yang damai dan bangsa yang hebat,” tegasnya.

Ali Yafid juga menekankan pentingnya fungsi struktur BP4 agar berjalan efektif dan kolaboratif.

“Struktur BP4 harus benar-benar diperhatikan. Semua elemen dalam kepengurusan, baik di provinsi maupun kabupaten/kota, harus berfungsi sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Ini bukan sekadar tugas administratif, tapi juga amanah akhirat yang harus dijalankan dengan niat tulus untuk membina umat,” jelasnya.

Ia menambahkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mendukung gerakan ini.

“Kita bisa berkolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah, ormas, dan bahkan Pemda untuk memperkuat layanan penasehatan dan pelatihan keluarga. BP4 bukan hanya tempat memberi nasehat, tapi wadah membangun peradaban melalui keluarga,” imbuhnya.

Ali Yafid juga menyampaikan pesan hangat kepada peserta, “Semua pengurus BP4 ini kan ahli mimbar. Nah, manfaatkanlah mimbar itu untuk menebarkan pesan cinta, kedamaian, dan ketahanan keluarga. Jangan hanya hari ini dilantik, tapi harus bergerak bersama membumikan nilai-nilai keluarga sakinah di masyarakat,” ujarnya menyambut tawa peserta.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel juga mengukuhkan Pengurus Badan Penasihat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Provinsi Sulsel Masa Bakti 2024–2029, berdasarkan Surat Keputusan BP4 Pusat Nomor 020/9-P/BP4/V/2025.

Kepengurusan baru BP4 Sulsel kini dipimpin oleh KH. Najamuddin, yang menegaskan komitmennya untuk memperkuat layanan konseling, mediasi, dan edukasi pranikah di seluruh daerah.

“BP4 bukan sekadar lembaga administratif, tetapi wadah pengabdian sosial untuk membina keluarga Indonesia yang bahagia dan berkeadilan,” tutur Prof. Najamuddin.

Dalam Berbagainya yang sarat makna Najamuddin menekankan pentingnya cinta sebagai kunci dalam membangun keluarga sakinah.

“Saya kira kuncinya itu cinta. Dalam Al-Qur'an disebutkan, yang kau cintai itulah yang menjadi dasar ketenangan. Kalau rumah tangga dibangun tanpa cinta, sulit mencapai sakinah,” ujarnya.

Beliau juga menyinggung fenomena sosial modern yang sering menguji keharmonisan rumah tangga.

"Sekarang godaan ini datang dari mana-mana, termasuk lewat media sosial. Banyak yang bersandar karena tidak memahami posisi dan tanggung jawabnya di rumah tangga. Kalau suami tahu posisinya sebagai pemimpin, dan istri tahu bersandar sebagai penyejuk, insya Allah rumah tangga akan tenang," ungkapnya.

ia menutup pesannya:

“Saya ini sudah lebih 30 tahun berumah tangga, Alhamdulillah tidak pernah ada masalah karena saya tahu posisi saya dan pasangan saya. Laki-laki harus paham bahwa tugas-tugas rumah tangga itu pada dasarnya kewajiban laki-laki, bukan beban perempuan. Kalau kita saling memahami, rumah menjadi baiti jannati — rumahku adalah surgaku,” tutupnya.

Kegiatan ini diikuti sekitar 70 peserta yang terdiri atas kepala Kemenag kabupaten/kota, pengurus BP4, serta tokoh ormas Islam seperti NU, Muslimat NU, dan Aisyiyah. Menurut Kabid Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Sulsel, H. Abdul Gaffar, kegiatan ini menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi lintas lembaga.

“Gerakan Keluarga Sakinah tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah, ormas, dan masyarakat harus bergerak bersama agar dampaknya terasa hingga ke tingkat desa,” jelas Abdul Gaffar.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta mendapatkan pembekalan dari delapan narasumber nasional dan daerah — mulai dari pejabat Kemenag RI hingga akademisi — dengan materi seputar pelatihan keluarga muda, konseling pranikah, hingga upaya menekan angka stunting melalui keluarga harmonis.

Mengusung tema “Dengan Cinta Kita Wujudkan Keluarga Sakinah Menuju Indonesia Emas 2045,” kegiatan ini menegaskan bahwa pembangunan bangsa berawal dari rumah.

“Keluarga sakinah akan melahirkan generasi yang cerdas, sehat, dan berakhlak mulia. Itulah fondasi menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Ali Yafid. (Diah)

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default