KKG Santo Rafael Dorong Transformasi Pendidikan Agama Katolik Lewat Kurikulum Nasional

Kontributor

Makale - HUMAS Tana Toraja --- Kelompok Kerja Guru (KKG) mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Santo Rafael menggelar kegiatan bertajuk "Penerapan Deep Learning dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Berbasis Kurikulum Nasional", yang berlangsung selama dua hari di bawah naungan Kantor Kementerian Agama setempat.
Kegiatan KKG yang diikuti oleh 66 guru Sekolah Dasar se-Tana Toraja ini menghadirkan beberapa narasumber, yang membimbing peserta dalam menyusun modul ajar dan asesmen berdasarkan model pembelajaran deep learning. Fokus utama pelatihan ini adalah penerapan kurikulum nasional terbaru secara kontekstual dan fleksibel, didukung oleh digitalisasi pembelajaran dan penguatan kompetensi guru sebagai ujung tombak transformasi pendidikan.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja H. Usman Senong yang didampingi oleh Kepala Penyelenggara Katolik Pius Baturante, dalam sambutannya saat membuka kegiatan, mengapresiasi langkah cepat komunitas guru Katolik dalam merespons perubahan kurikulum.
“Kami bangga dengan semangat rekan-rekan guru dalam menyambut perubahan ini. Kurikulum nasional dirancang untuk membangun pemikiran kritis, eksplorasi kompetensi, dan partisipasi aktif peserta didik dalam kehidupan sosial,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan dalam membentuk karakter siswa. “Pembelajaran agama harus mampu menumbuhkan cinta sebagai bentuk pelayanan dan pengabdian, sekaligus membentuk kesadaran ekologi dan mencegah dehumanisasi,” tambahnya.
Selain materi kurikulum dan deep learning, pelatihan ini juga mendorong digitalisasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Peserta dibimbing untuk memanfaatkan teknologi dalam menyusun materi ajar yang lebih interaktif dan kontekstual. Dan ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari visi besar menciptakan kelompok kerja guru yang profesional dan bermutu. “Kami ingin agar setiap guru mampu menjadi agen perubahan yang membentuk karakter peserta didik sejalan dengan tujuan pendidikan nasional,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan guru-guru Katolik tidak hanya memahami kurikulum baru, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dengan pendekatan yang lebih mendalam, bermakna, dan relevan dengan kebutuhan zaman. (Imm)