KUA Bantimurung Gelar Dialog Detensi Dini Konflik Keagamaan, Wujudkan Harmoni Sosial Di Destinasi Internasional
Kontributor
Bantimurung (Kemenag Maros)-KUA Pusaka Kecamatan
Bantimurung, menggelar dialog deteksi dini konflik sosial berdimensi keagamaan,
Rabu (6/8/2025).
Hal ini sebagai upaya untuk menjaga dan memperkuat harmoni
sosial masyarakat di destinasi wisata internasional, Bantimurung yang mencakup:
kawasan karst, Rammang-Rammang, Taman Prasejarah Leang-Leang, dan wisata alam
Air Terjun Bantimurung.
Kepala KUA Pusaka Bantimurung, H. Mustafa, mengungkapkan
bahwa berdasarkan potensi alam dan masyarakat, maka penting menjaga kedamaian
dan harmoni.
“Wilayah Bantimurung, sebagai area destinasi wisata di
Kabupaten Maros, yang dikunjungi banyak orang, bahkan masyarakat internasional,
maka penting menciptakan suasana inklusif, masyarakat yang terbuka terhadap
perbedaan dan saling menghormati,” ucapnya.
Hadir saat dialog, Danramil Bantimurung, Kapten Czi Edy,
Kapolsek AKP Siswandhy, Ketua MUI Bantimurung H. Abd. Latif Kulle, Ketua PC GP
Ansor Maros Abustan, Lurah Kalabbirang dan Leang-Leang, perwakilan majelis
taklim, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda
Bantimurung.
Sekcam Bantimurung Hasan, mengungkapkan pentingnya kerja
sama lintas sektor untuk mewujudkan Bantimurung yang aman. “Mari bersama-sama, tokoh
agama dan pemuda menjaga suasana kondusif di Bantimurung, daerah destinasi
wisata internasional. Penting pula membuka dan menjaga ruang diskusi dan dialog
dengan berbagai elemen masyarakat. Tujuannya, menciptakan masyarakat yang aman.”
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Maros H.
Muhammad, yang hadir bersama Kepala Seksi Bimas Islam H. Ramli, Kepala Seksi
Penmad H. Muhammad Yusuf Jufri, Kepala Seksi PAIS H. Abdul Rasyid, mengungkap aspek
keagamaan dan pendidikan keagamaan yang menjadi aspek urusan Kemenag.
Menurutnya, dua samudera urusan ini, terus diberikan perhatian
lebih Kemenag, terutama kepada pondok pesantren.
“Bangsa kita berutang ke pondok pesantren, karena dari
lembaga ini, lahir para pejuang yang memerdekakan bangsa. Maka penting menjaga
marwah perjuangan para ulama, dengan memberikan perhatian kepada pesantren. Dan
ini menjadi konsentrasi Kemenag, memberikan perhatian lebih. Termasuk
memberikan beasiswa kepada para santri,” jelas Kakankemenag H. Muhammad.
Tapi menurutnya, terdapat problem. “Kondisi sekarang sangat
harmonis, tapi internal kita ini, biasa masih berdebat masalah qunut dan
semacamnya. Kalau masih begini, kita masih tertinggal. Dan tugas Kemenag
mengharmoniasi.”
Kemudian Kakankemenag Muhammad menyinggung konsep KUA sebagai
‘Rumah Moderasi Beragama’ dan berharap KUA Bantimurung menjalankannya.
“Tolong harmonisasi masyarakat. Apalagi, sekarang moderasi
beragama dipertajam dengan gagasan Pak Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar, dengan
kurikulum berbasis cinta, cinta kepada sesama dan semesta.
“KUA, dulu sebagai balai nikah saja, hanya untuk umat Islam.
Ini egois. Sekarang dengan konsep Pusaka, KUA sudah menjadi pusat layanan keagamaan
masyarakat. Apalagi Kemenag Maros sudah memiliki penyuluh agama Kristen.
“KUA juga harus menjalankan program prioritas Kemenag.
Melalui penyuluh agama, tolong bimbing masyarakat, termasuk menyukseskan
program ekoteologi. Dan tugas utama, menciptakan harmoni dan kerukunan umat
beragama.”
Komitmen menjaga harmoni juga disampaikan Kapolsek
Bantimurung. Kepada peserta dialog, AKP Siswandhy, menyatakan kesiapan
mengantisipasi gejolak yang ada di masyarakat. “Saya apresiasi Kemenag, karena
kerja-kerja sampai ke titik yang sebenarnya, menjaga harmoni di masyarakat,”
tutupnya.