Bontomarannu (Kemenag Gowa). Dalam upaya meningkatkan kemampuan public speaking santri, PPTQ An Nail Gowa kembali menggelar kegiatan Muhadhorah pekanan yang diadakan pada Ahad malam, (27/7/2025), bertempat di Lapangan Utama PPTQ. 

Kegiatan yang berlangsung dalam suasana terbuka dan penuh semangat ini menjadi wadah penting bagi para santri untuk mengekspresikan kemampuan berbicara mereka dalam tiga bahasa: Indonesia, Arab, dan Inggris.

Mudir PPTQ An Nail Gowa, Ahmad Aliudin, dalam arahannya menyampaikan bahwa kemampuan berbicara di depan umum bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi merupakan bagian dari kepemimpinan dan pengaruh positif santri di masyarakat.

 "Santri bukan hanya harus fasih membaca kitab, tapi juga mampu menyampaikan gagasan dengan percaya diri dan bahasa yang tepat," tegasnya penuh semangat.

Kegiatan Muhadhorah ini dirancang dengan format interaktif dan tematik. Setiap santri diberi kesempatan tampil untuk menyampaikan ceramah singkat, pidato, atau presentasi sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Penampilan mereka dinilai berdasarkan penguasaan materi, pengucapan bahasa, serta kekuatan komunikasi dan retorika.

Penanggung jawab Muhadhorah, Rafly Anugrah, kepada Humas Pondok melaporkan bahwa kegiatan berjalan dengan lancar dan meriah. Ia mengungkapkan harapan besar agar Muhadhorah tidak hanya menjadi rutinitas mingguan, tetapi juga menjadi momentum tumbuhnya generasi santri yang cakap dan siap menghadapi tantangan global. 

"Kami ingin para santri memiliki kebiasaan tampil dan berbicara dengan keyakinan, baik di forum internal maupun di luar pesantren," ujarnya.

Antusiasme para santri terlihat jelas sejak awal hingga akhir kegiatan. Suasana lapangan yang terbuka justru menambah kesegaran dan semangat para peserta, yang tampil dengan ekspresi percaya diri dan gaya khas masing-masing. Takbir bergema setiap kali santri menyampaikan poin penting dalam pidatonya. 

Melalui kegiatan ini, PPTQ An Nail Gowa membuktikan komitmennya dalam membentuk santri yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik dan spiritual, tetapi juga piawai dalam berkomunikasi. Muhadhorah pekanan kini menjadi ikon pembinaan keterampilan santri yang diharapkan mampu memberi kontribusi nyata di tengah masyarakat.(NS/OH)