Menag Resmikan Dapur MBG Pertama Di Bone, Dorong Pesantren Jadi Teladan Gizi Sehat

Kontributor

Bone, Kemenag Sulsel – Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar, meresmikan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone, Yayasan Garuda Biru Indonesia, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/7/2025). Peresmian dapur MBG pertama di Bone ini menjadi langkah strategis dalam mendukung pemenuhan gizi santri sekaligus penguatan karakter di lingkungan pesantren.
Peresmian tersebut turut didampingi oleh Deputi Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag RI, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Sulsel, Sekretaris Daerah Kabupaten Bone, serta sejumlah Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan. Kehadiran para pejabat ini menegaskan dukungan lintas sektor terhadap pengembangan program gizi pesantren di Bone.
Program MBG digagas oleh Badan Gizi Nasional bekerja sama dengan Kementerian Agama sebagai jawaban atas tantangan keterbatasan akses makanan sehat dan minimnya literasi gizi di pesantren. Melalui program ini, pemerintah tidak hanya ingin memastikan para santri mendapatkan makanan bergizi, tetapi juga mendorong terciptanya generasi pesantren yang sehat secara jasmani dan kuat secara rohani.
“Program ini bukan hanya sekadar memberi makan, tetapi juga membangun karakter dan membentuk jasmani yang sehat serta rohani yang kuat. Semoga dapur ini memberikan kontribusi luar biasa bagi para santri dan masyarakat sekitar. Terima kasih kepada Bapak Prabowo atas gagasan besar ini,” jelas Prof. Nasaruddin Umar dalam sambutannya.
Deputi Promosi dan Kerjasama Badan Gizi Nasional menyampaikan bahwa secara nasional telah ada 2.353 dapur MBG aktif. Di Bone sendiri, program ini menargetkan 80 dapur gizi berjalan secara bertahap.
“Dapur gizi ini yang pertama di Bone. Insya Allah kami siap mendampingi hingga 28 dapur berjalan tahun ini. Target kami, ada 198.962 jiwa penerima manfaat dengan melibatkan sedikitnya 37 pondok pesantren di Bone. Bone memiliki potensi besar dan menjadi kekuatan penting dalam menggerakkan MBG,” ungkapnya.
Bone dipilih sebagai salah satu daerah prioritas karena dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki populasi santri yang besar dan tradisi pesantren yang kuat. Dengan ketersediaan bahan pangan lokal yang melimpah, Bone diharapkan menjadi contoh model integrasi penyediaan makanan bergizi gratis di pesantren, mulai dari hulu hingga hilir, yang nantinya dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia.
Selain menyediakan makanan bergizi, program MBG juga diharapkan membawa dampak sosial yang lebih luas, termasuk mendorong kemandirian pesantren dalam mengelola dapur gizi, melatih santri dalam pengelolaan bahan pangan, dan menumbuhkan kesadaran pentingnya pola makan sehat.
“Santri yang sehat akan menjadi generasi yang kuat, berilmu, dan berakhlak. Saya berharap Bone bisa menjadi inspirasi nasional dalam pemenuhan gizi santri, sekaligus memperkuat kontribusi pesantren dalam mencetak generasi penerus bangsa,” pungkas Menag.