Daerah

MI DDI Teppo Ikut Sukseskan Gerakan Nasional Penanaman Satu Juta Pohon Matoa

Foto Kontributor
WAHYUDDIN

Kontributor

Kamis, 24 April 2025
...

Teppo, (Kemenag Pinrang) - Dalam rangka memperingati Hari Bumi ke-55, Madrasah Ibtidaiyah DDI Teppo turut ambil bagian dalam Gerakan Nasional Penanaman Satu Juta Pohon Matoa yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Selasa, (22/04/2025)

Kegiatan ini merupakan bagian dari program penghijauan yang diinisiasi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Kepala MI DDI Teppo, Hasniah Tahir dalam keterangannya, menyampaikan bahwa keterlibatan madrasah dalam gerakan ini tidak hanya untuk mendukung pelestarian alam, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.

“Pohon matoa memiliki manfaat yang sangat banyak, terutama untuk kesehatan. Buahnya kaya akan nutrisi, termasuk vitamin C dan E, serta serat. Selain dapat meningkatkan imunitas tubuh, buah matoa juga membantu menjaga kesehatan kulit, menurunkan stres, mendukung kesehatan jantung, serta menjaga kadar gula darah. Bahkan, buah ini juga baik untuk pencernaan dan memiliki sifat antiinflamasi,” ujar Kepala MI DDI Teppo.

Ia juga menambahkan bahwa kandungan vitamin C dalam buah matoa sangat baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit. Sementara itu, vitamin E yang terkandung di dalamnya mampu menjaga elastisitas kulit dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas.

Buah matoa juga dikenal mampu menurunkan tingkat stres karena mengandung senyawa yang dapat menenangkan dan meningkatkan suasana hati. Kandungan seratnya turut berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung, membantu mengatur penyerapan gula darah agar tetap stabil, serta memperlancar sistem pencernaan.

“Ini bukan sekadar penanaman pohon, tetapi juga investasi kesehatan untuk masa depan,” tambahnya.

Sebagai informasi tambahan, pohon matoa umumnya mulai berbuah antara usia 4 hingga 8 tahun. Namun, jika ditanam melalui metode cangkok atau okulasi, pohon ini bisa berbuah lebih cepat, yakni sekitar 3 hingga 5 tahun.

Kegiatan penanaman yang dilakukan bersama para siswa dan guru ini disambut dengan penuh semangat dan antusiasme. Diharapkan, melalui aksi ini, siswa tidak hanya belajar secara akademik, tetapi juga tumbuh menjadi generasi yang cinta lingkungan dan peduli terhadap keberlangsungan bumi. (Hasnah)

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default