MI DDI Teppo Ikut Sukseskan Gerakan Nasional Penanaman Satu Juta Pohon Matoa

Kontributor

Teppo, (Kemenag Pinrang) - Dalam rangka memperingati Hari Bumi ke-55, Madrasah Ibtidaiyah DDI Teppo turut ambil bagian dalam Gerakan Nasional Penanaman Satu Juta Pohon Matoa yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Selasa, (22/04/2025)
Kegiatan
ini merupakan bagian dari program penghijauan yang diinisiasi oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian
lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Kepala
MI DDI Teppo, Hasniah Tahir dalam keterangannya, menyampaikan bahwa keterlibatan madrasah
dalam gerakan ini tidak hanya untuk mendukung pelestarian alam, tetapi juga
sebagai sarana edukasi bagi siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak
dini.
“Pohon
matoa memiliki manfaat yang sangat banyak, terutama untuk kesehatan. Buahnya
kaya akan nutrisi, termasuk vitamin C dan E, serta serat. Selain dapat
meningkatkan imunitas tubuh, buah matoa juga membantu menjaga kesehatan kulit,
menurunkan stres, mendukung kesehatan jantung, serta menjaga kadar gula darah.
Bahkan, buah ini juga baik untuk pencernaan dan memiliki sifat antiinflamasi,”
ujar Kepala MI DDI Teppo.
Ia
juga menambahkan bahwa kandungan vitamin C dalam buah matoa sangat baik untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih tahan terhadap
infeksi dan penyakit. Sementara itu, vitamin E yang terkandung di dalamnya
mampu menjaga elastisitas kulit dan mencegah kerusakan akibat radikal bebas.
Buah
matoa juga dikenal mampu menurunkan tingkat stres karena mengandung senyawa
yang dapat menenangkan dan meningkatkan suasana hati. Kandungan seratnya turut
berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung, membantu mengatur penyerapan
gula darah agar tetap stabil, serta memperlancar sistem pencernaan.
“Ini
bukan sekadar penanaman pohon, tetapi juga investasi kesehatan untuk masa
depan,” tambahnya.
Sebagai
informasi tambahan, pohon matoa umumnya mulai berbuah antara usia 4 hingga 8
tahun. Namun, jika ditanam melalui metode cangkok atau okulasi, pohon ini bisa
berbuah lebih cepat, yakni sekitar 3 hingga 5 tahun.
Kegiatan penanaman yang dilakukan bersama para siswa dan guru ini disambut dengan penuh semangat dan antusiasme. Diharapkan, melalui aksi ini, siswa tidak hanya belajar secara akademik, tetapi juga tumbuh menjadi generasi yang cinta lingkungan dan peduli terhadap keberlangsungan bumi. (Hasnah)