MTSN 1 Bone Gelar Proyek Kokurikuler 2025: Angkat Gizi Lewat Warisan Kuliner Bugis Bone
Kontributor
Watampone, (Kemenag Bone) - Dalam rangka memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka dan menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, MTSN 1 Bone sukses menyelenggarakan Proyek Kokurikuler Lintas Mata Pelajaran selama tiga hari berturut-turut dengan mengusung tema “Makanan Sehat dan Bergizi dari Makanan Tradisional Bugis Bone.” Kegiatan yang berlangsung dari 9 hingga 11 Desember 2025 ini menjadi ajang kolaborasi yang melibatkan guru, siswa, dan orang tua untuk menggali kekayaan kuliner lokal sebagai sumber gizi sehat dan berkelanjutan. Selama berlangsungnya kegiatan, peserta didik menampilkan berbagai olahan makanan khas Bugis Bone seperti pallumara, lawa bale, barongko, Kapurung, dan Songkolo Bagadang yang disajikan dengan pendekatan gizi seimbang, lengkap dengan informasi kandungan nutrisi, manfaat kesehatan, dan nilai budaya di dalamnya. Tidak hanya itu, siswa juga mempresentasikan karya ilmiah, poster edukatif, dan mengikuti sesi tanya jawab interaktif yang menghubungkan ilmu IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya dalam satu pengalaman belajar yang kontekstual dan menyenangkan.
Keunikan kegiatan ini semakin terlihat melalui penggunaan dresscode tematik oleh seluruh panitia dan peserta. Pada hari pertama, seluruh warga madrasah mengenakan nuansa hitam elegan sebagai simbol kekuatan dan ketegasan dalam memulai langkah. Hari kedua diwarnai oleh biru navy yang melambangkan kedalaman ilmu dan semangat kolaborasi, sementara hari ketiga ditutup dengan nuansa cream yang mencerminkan kesederhanaan dan kehangatan budaya lokal. Keseragaman warna ini tidak hanya memperindah suasana, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan identitas kolektif seluruh warga madrasah.
Kepala MTSN 1 Bone dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh panitia dan peserta atas dedikasi mereka dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang bagaimana kita menghidupkan kembali kearifan lokal sebagai bagian dari pendidikan karakter dan gaya hidup sehat,” ujarnya. Ketua panitia kegiatan, Abd Rahman, juga memberikan apresiasi sekaligus refleksi atas terselenggaranya acara ini. “Melalui proyek ini, kami ingin menunjukkan bahwa pembelajaran bisa menjadi lebih hidup ketika budaya lokal dijadikan pusat pengalaman. Anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi mereka mempraktikkan kolaborasi, kreativitas, dan kepedulian terhadap kesehatan. Inilah esensi Kurikulum Merdeka yang ingin kami kuatkan,” ungkapnya.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Proyek Kokurikuler ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dapat dikemas secara menyenangkan, bermakna, dan membumi. MTSN 1 Bone pun menegaskan komitmennya untuk terus menjadi pelopor pendidikan yang mengakar pada budaya serta relevan menghadapi tantangan zaman. (Ebah/Ahdi)