Penghulu KUA Lau Kenalkan Konsep Titik Sentuhan Psiko-Erotik Dalam Membangun Keharmonisan Rumah Tangga

Kontributor

Lau (Kemenag Maros)-Dalam rangkaian kegiatan Bimwin
(Bimbingan Perkawinan) mandiri yang
dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Rabu
(18/06/2025).
Syamsir Nadjamuddin, selaku penghulu KUA Kecamatan Lau,
memperkenalkan pendekatan baru dalam membina keharmonisan pernikahan.
Pendekatan tersebut dikenal dengan istilah "Titik Sentuhan
Psiko-Erotik", yang dijelaskan sebagai bagian dari sentuhan awal dalam
membangun kedekatan emosional dan keintiman sehat dalam kehidupan berumah
tangga.
Dalam pemaparan materinya, penghulu menjelaskan bahwa banyak
konflik rumah tangga bermula dari ketidakharmonisan komunikasi fisik dan
emosional antara suami istri. Untuk itu, pemahaman tentang titik-titik sentuhan
yang membangkitkan rasa aman, dihargai, dan dicintai menjadi penting.
“Bukan semata soal fisik, tapi soal afeksi. Bagaimana
pasangan memahami kebutuhan batin pasangannya, termasuk melalui pendekatan
sentuhan yang halus dan penuh kasih,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa dalam ajaran Islam, hubungan suami
istri merupakan ibadah dan ladang pahala, selama dijalankan dengan niat yang
baik dan cara yang benar.
“Ini bukan membicarakan erotisme vulgar, tapi sentuhan kasih
yang memulai cinta suci. Islam sangat menghargai kelembutan dalam hubungan
suami istri,” lanjutnya.
Materi ini dikemas secara edukatif dan disampaikan dengan
bahasa yang santun, sehingga para peserta merasa nyaman dan terbuka. Beberapa
peserta menyampaikan bahwa materi ini membantu mereka memahami aspek emosional
dan psikologis dalam hubungan pernikahan yang selama ini jarang dibahas secara
terbuka.
Bimwin mandiri ini tidak hanya membahas persoalan fikih
pernikahan, hak dan kewajiban suami istri, namun juga menyentuh dimensi
psikologis, komunikasi pasangan, hingga perencanaan keluarga yang sehat.
KUA Lau sendiri tengah mendorong model pembinaan pranikah
yang lebih menyeluruh, agar para pasangan tidak hanya siap menikah secara
administratif, tapi juga secara mental dan emosional.
Dengan pendekatan efektif dan santun berlandaskan
nilai-nilai Islam, KUA Lau berharap program ini mampu mengurangi angka konflik
rumah tangga serta memperkuat institusi keluarga sebagai fondasi masyarakat.
(Syamsir)