Daerah

Penyuluh Dan Penghulu Dua Boccoe Gelar BRUS Di Pondok Pesantren Ujung: Edukasi Dampak Pernikahan Dini Dan Stunting

Foto Kontributor
Humas Bone

Kontributor

Senin, 21 Juli 2025
...

Ujung, (Kemenag Bone) — Dalam upaya mendukung program pemerintah dalam pencegahan pernikahan usia anak dan penanggulangan stunting, Penghulu Kecamatan Dua Boccoe bersama para penyuluh agama menggelar kegiatan BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah) di Pondok Pesantren Ujung, Desa Ujung, Kabupaten Bone, Senin (21/7/2025).

Kegiatan ini diinisiasi oleh Penghulu Dua Boccoe, Sulmuddin, S.H, dan dihadiri oleh para penyuluh agama seperti KM. H. Muh. Irham, S.Hi dan Amrisal, S.E, serta panitia kegiatan, para guru, dan seluruh siswa-siswi pondok pesantren Ujung. Kegiatan ini berlangsung dalam suasana edukatif dan interaktif, dengan partisipasi aktif dari para santri yang antusias mengikuti setiap sesi penyuluhan.

Salah satu fokus utama BRUS kali ini adalah pemberian pemahaman mendalam tentang bahaya dan dampak negatif dari pernikahan usia dini, baik secara kesehatan, sosial, maupun psikologis. Dalam paparannya, para narasumber menyampaikan bahwa pernikahan di bawah umur dapat berisiko tinggi melahirkan anak stunting, serta menghambat perkembangan masa depan remaja khususnya dalam menempuh pendidikan dan meraih cita-cita.

Penghulu Sulmuddin menegaskan bahwa salah satu upaya untuk menekan angka pernikahan dini adalah edukasi langsung ke lembaga pendidikan berbasis keagamaan seperti pesantren, yang menjadi tempat strategis untuk menanamkan pemahaman nilai-nilai hidup berkeluarga yang sehat dan bertanggung jawab sejak dini. “Kita ingin generasi muda khususnya para santri memiliki visi besar dalam hidup. Jangan buru-buru menikah, tapi fokus dulu meraih pendidikan dan cita-cita,” tegasnya.

Selain itu, Penyuluh Agama KM. H. Muh. Irham, S.HI juga menambahkan bahwa pentingnya membangun kesadaran remaja tentang masa depan dan pentingnya kesiapan mental, fisik, serta ekonomi sebelum memutuskan untuk menikah. Ia pun mengajak para santri untuk menjadi generasi produktif yang bisa memberi kontribusi besar terhadap keluarga, masyarakat, dan agama.

Kegiatan BRUS ini diakhiri dengan sesi dialog terbuka antara siswa dan narasumber, di mana para santri diberi kesempatan untuk bertanya dan berbagi pandangan terkait tema yang dibahas. Suasana hangat dan penuh semangat mewarnai kegiatan yang dianggap sangat bermanfaat ini.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari pihak pesantren karena memberikan wawasan yang sangat penting dan relevan dengan realitas sosial yang tengah dihadapi masyarakat, khususnya di kalangan remaja desa. Harapannya, kegiatan semacam ini bisa terus dilakukan secara berkesinambungan di berbagai lembaga pendidikan lainnya. (Ashar/Ahdi)

Editor: Mawardi
Tag: #KUA

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default