Daerah

PPG UIN Palopo Kukuhkan 296 Guru Profesional, Prof. Arskal Tekankan Pentingnya Tiga Cinta Guru

Rabu, 08 Oktober 2025
...

Palopo (Kemenag Luwu) – Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag, menyampaikan orasi ilmiah dalam kegiatan Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG Dalam Jabatan Batch 1 Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh LPTK Universitas Islam Negeri (UIN) Palopo, Senin (6/10/2025), di Auditorium Phinisi UIN Palopo.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Rektor UIN Palopo, sejumlah pejabat sivitas akademika UIN palopo, Ketua LPTK UIN Palopo, Kakankemenag Kabupaten Luwu, serta para Kepala Seksi Pendis dari berbagai daerah seperti Konawe, Konawe Selatan, Luwu, dan Palopo.

Acara diawali dengan laporan kegiatan oleh Ketua LPTK UIN Palopo, Prof. Dr. H. Sukirman, S.S., M.Pd., yang menyampaikan bahwa Yudisium dan Pengukuhan ini merupakan tonggak akhir dari proses panjang yang telah dijalani peserta selama kurang lebih empat bulan terhitung sejak 10 Oktober 2024 hingga 15 Februari 2025.

Selama masa tersebut, peserta mengikuti berbagai tahapan pembelajaran, mulai dari pendalaman materi profesional pedagogik, lokakarya penyusunan perangkat pembelajaran dan microteaching, hingga ujian komprehensif, ujian kinerja, dan ujian pengetahuan.

“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga pengakuan resmi atas kompetensi dan dedikasi peserta dalam menempuh proses panjang menjadi guru profesional,” ujar Sukirman.

Ia menambahkan, jumlah peserta yang dikukuhkan sebanyak 296 orang yang berasal dari berbagai daerah, meliputi NTB (Dompu dan Lombok), Sulawesi Tenggara (Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Buton, Buton Tengah), Sulawesi Barat (Majene), serta Sulawesi Selatan (Bantaeng, Soppeng, Wajo, Luwu, dan Palopo).

Dalam pesannya, Prof. Sukirman menegaskan bahwa pengukuhan ini bukanlah akhir perjuangan, tetapi awal tanggung jawab besar dalam mengabdi kepada bangsa.

“Guru profesional bukan sekadar pemegang sertifikat, melainkan agen perubahan yang terus belajar, berinovasi, dan mendidik dengan hati nurani. Jadilah guru yang memuliakan ilmu,” pesannya.

Makna Guru Profesional di Era Digital

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag menjelaskan hakikat guru profesional. Ia menyebut ada tiga istilah yang perlu dipahami: profesi, profesional, dan profesionalisme.

“Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi khusus melalui praktik yang sistematis. Guru itu sejajar dengan dokter, notaris, atau pengacara — semuanya profesi yang menuntut keahlian dan tanggung jawab tinggi,” jelasnya.

Menurutnya, pendidikan profesi guru (PPG) menjadi wadah untuk meningkatkan kompetensi menghadapi tantangan zaman, terutama di era digitalisasi yang menuntut guru lebih adaptif dan inovatif.

“Setelah kembali ke sekolah masing-masing, tunjukkan bahwa bapak-ibu adalah guru profesional: berintegritas, beretika, dan mampu berkolaborasi. Karena tantangan terbesar hari ini adalah kemampuan untuk bekerja sama,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya komitmen guru untuk terus memajukan pendidikan dan meningkatkan kualitas bangsa melalui pembelajaran kreatif dan inovatif.

“Mengajar adalah profesi yang melahirkan semua profesi lain. Karena itu, banggalah menjadi guru,” tegas Arskal.

Tiga Cinta Seorang Guru

Mengakhiri orasinya, Prof. Arskal menyampaikan pesan reflektif tentang “tiga cinta” yang harus dimiliki oleh setiap guru:

Pertama cinta belajar, sebagai bentuk kesadaran untuk terus mengembangkan diri.

Kedua cinta pembelajaran, yaitu kecintaan dalam proses mendidik dan mengajar.

Ketiga cinta yang menyatuhkan keduanya, yakni ketulusan hati dalam melaksanakan tugas mulia seorang pendidik.

“Guru sejati adalah mereka yang mencintai proses belajar dan pembelajaran sekaligus. Dari cinta itulah lahir ketulusan dalam mengajar dengan hati,” tutupnya. (Isl/Um).

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default