Provinsi

Prestasi Turun, Kafilah Sulsel Gagal Tempatkan Finalis Di STQH Nasional 2025

Foto Kontributor
Andi Baly

Kontributor

Jumat, 17 Oktober 2025
...

KENDARI, KEMENAG SULSEL — Langit Kendari sore itu tampak sendu, seolah ikut merasakan suasana hati kafilah Sulawesi Selatan yang harus menerima kenyataan pahit. Hasil resmi Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVII Tahun 2025 diumumkan, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa edisi terakhir, tak satu pun peserta Sulsel berhasil menembus babak final.

Capaian ini merupakan penurunan dari prestasi gemilang dua tahun lalu di Jambi, saat Sulsel menempati peringkat ke-7 nasional dan melahirkan juara terbaik nasional di cabang Hifzh 30 Juz Putri atas nama Muslihah Jamaluddin. Ironisnya, sang juara yang dulu mengharumkan nama Sulsel kini memperkuat kafilah DKI Jakarta dan kembali berhasil menembus final.

Namun, meski gagal di podium, semangat Qur’ani kafilah Sulsel tetap menyala. Mereka tampil terhormat, berdisiplin, dan menunjukkan perjuangan yang tulus dari hati.

Ikhtiar Tak Selalu Diukur dari Piala

Berdasarkan rekap nilai nasional, empat peserta Sulsel masih mampu menembus enam besar nasional (peringkat harapan), yakni:

1. Qonita Al-Aliyah Sulaeman – Harapan I Hifzh 20 Juz Putri (97.00)

2. Salsabilah Ramadhani – Harapan II Tafsir Bahasa Arab Putri (89.25)

3. Rozin Nasrullah – Harapan III Tafsir Bahasa Arab Putra (89.83)

4. Ahmad Faiz – Harapan III Hafalan 100 Hadits dengan Sanad Putra (94.34)

Mereka mungkin belum berdiri di panggung final, namun di hati para pembina dan sesama kafilah, merekalah pemenang sejati yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menjaga kalamullah tetap hidup di dada mereka.

“Tahun 2023 kita masih menempati posisi tujuh besar dan melahirkan juara terbaik nasional. Tahun ini kita tidak meloloskan satu pun finalis. Ini peringatan bagi kita untuk memperkuat pembinaan, memperbanyak pelatihan terpadu, dan melakukan pembibitan peserta sejak dini,” ujar Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Penaiszawa) Kanwil Kemenag Sulsel, H. Mulyadi Iskandar usai menerima hasil resmi STQH Nasional.

Refleksi dari Kendari

Ajang STQH Nasional 2025 memperlihatkan dominasi provinsi Kalimantan Timur dan DKI Jakarta, masing-masing dengan belasan finalis, disusul Sumatera Selatan, Riau, dan Kepulauan Riau.
Sulawesi Selatan kali ini harus menunduk sejenak. Namun, dalam dunia pembinaan tilawatil Qur’an, kekalahan bukan akhir,  melainkan awal dari introspeksi dan pembenahan yang lebih serius.

“Kegagalan bukan akhir, tapi proses menuju perbaikan. Dengan sinergi pelatih, dewan hakim daerah, dan pembinaan berjenjang, kita optimis Sulsel akan kembali menorehkan prestasi pada STQH berikutnya,”
lanjut Mulyadi.

Menyalakan Fajar Baru

Di pemondokan sederhana kafilah Sulsel, malam penutupan itu diisi dengan doa dan dzikir. Tak ada ratapan, hanya ketulusan. Mereka saling menyemangati, menyadari bahwa juara sejati bukanlah mereka yang membawa piala, tetapi mereka yang tetap teguh di jalan Al-Qur’an.

Mungkin tahun ini Sulsel gagal menembus final, tapi tidak gagal menjaga semangat, tidak gagal menanamkan cinta pada kalam suci, dan tidak gagal menyiapkan generasi baru yang akan kembali mengibarkan bendera di masa depan.

“Kita harus belajar dari hasil ini. Evaluasi akan kita lakukan secara menyeluruh, tidak untuk menyalahkan siapa pun, tetapi untuk menemukan jalan perbaikan. Kita ingin pembinaan Qur’ani di Sulsel lebih hidup, lebih terstruktur, dan menyentuh hingga ke daerah. Saya percaya, dari setiap kegagalan akan lahir kekuatan baru,”
ungkap Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid usai mengetahui hasil tersebut, Kamis 16 Oktober 2025. (Whyd/AB)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default