Tiba Di Tanah Air, Menag Jelaskan Tindak Lanjut Deklarasi-Istiqlal Untuk Kemanusiaan Dan Kelestarian Lingkungan
 
                    Kontributor
 
    JAKARTA (Kemenag Sulsel) -- Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini tiba di Tanah Air usai menghadiri Forum Internasional untuk Perdamaian “Daring Peace” di Vatikan – Roma. Menag dalam kesempatan itu sempat bertemu Paus Leo XIV bersama sejumlah tokoh agama dunia, sekaligus mendiskusikan rencana tindak lanjut Deklarasi Istiqlal.
Deklarasi
Istiqlal-Vatikan ditandatangani di Masjid Istiqlal-Jakarta, saat kunjungan
mendiang Paus Fransiskus ke Indonesia, September 2024. Dokumen itu
ditandatangani mendiang Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal
Nasaruddin Umar. Deklarasi Istiqlal merupakan respons terhadap dua krisis besar
dunia, yakni dehumanisasi dan perubahan iklim. Deklarasi ini menegaskan bahwa
nilai-nilai agama adalah sumber solusi atas tantangan global, mulai dari
dehumanisasi, perubahan iklim, hingga ketimpangan sosial.
Menurut Menag, Vatikan
berencana melakukan kunjungan ke Indonesia pada Desember mendatang. Kunjungan
ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan lintas agama di Roma, Italia, yang
dihadiri oleh berbagai pemimpin agama dunia.
“Kami sudah melakukan
pertemuan intensif dengan pihak Roma. Mereka berkeinginan untuk menindaklanjuti
deklarasi Istiqlal yang dinilai lebih konkret dan terukur,” ujar Menag
setibanya di Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Menag menjelaskan,
tindak lanjut yang akan dibahas bersama Vatikan meliputi tiga isu utama, yakni
dehumanisasi, situasi pascaperang, dan penyelamatan lingkungan hidup. Ketiga
isu tersebut dianggap memiliki keterkaitan langsung dengan kesejahteraan dan keberlangsungan
hidup umat manusia.
“Pihak Vatikan
menekankan pentingnya kolaborasi global dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan
lingkungan. Mereka melihat deklarasi Istiqlal sebagai dokumen yang sangat
relevan dan aplikatif untuk menjawab tantangan itu,” ungkapnya.
Menurut Menag,
pertemuan lanjutan pada Desember mendatang akan difokuskan pada penyusunan
program bersama antara Indonesia dan Vatikan, terutama dalam konteks pendidikan
lintas agama, penguatan nilai kemanusiaan, serta advokasi lingkungan
berkelanjutan.
“Kita ingin membangun
kerja sama yang bersifat konkret, tidak hanya simbolik. Indonesia dan Vatikan
memiliki komitmen yang sama untuk memperkuat perdamaian, toleransi, dan
keadilan sosial,” tegas Menag.
Selain membahas kerja
sama bilateral, pertemuan di Roma juga membuka peluang bagi Indonesia untuk
memperkuat peran dalam forum lintas agama dunia. Menag menyebut, banyak
pemimpin agama dunia yang menaruh harapan agar Indonesia dapat menjadi pusat
dialog dan inisiatif perdamaian global.
“Indonesia sudah
saatnya menjadi faktor penting dalam menciptakan kedamaian dunia. Kita memiliki
pengalaman panjang dalam mengelola keragaman, dan itu menjadi modal besar untuk
berkontribusi di tingkat internasional,” pungkasnya. (Humas dan
Komunikasi Publik)
 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                     
                     
                     
                    