Tradisi Mappacci Warnai Penyuluhan PAI Timur Yang Sarat Nilai Moderasi

Foto Kontributor
Adm Sulawesi Selatan

Kontributor

Senin, 19 Februari 2024
...

Waetuwo, (Humas Bone) - Di tengah kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama yang digelar secara rutin di lokasi binaan Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Tanete Riattang Timur, semangat moderasi beragama terus mewarnai setiap kegiatan. Hal ini kembali terlihat dalam acara adat Mappacci yang diselenggarakan dengan merangkai pengajian yasinan dan shalawatan, dihadiri oleh kelompok Majelis Taklim al-Taqwa yang merupakan binaan Penyuluh Agama Islam.

Mappacci, sebuah ritual dalam adat Bugis yang mengandung makna membersihkan kedua mempelai dari segala hal yang tidak baik, menjadi momen yang dijadwalkan menjelang akad nikah pasangan Jumadil Salam (33) dan Dian Safititri (27) di Dusun Tabu, Kelurahan Waetou, Tanete Riattang Timur, Jumat malam (16/2/2024).

Kata "Mappacci" sendiri berasal dari "paccing" yang berarti bersih, atau biasa disebut hari pacar, merupakan upacara perkawinan adat yang turun temurun. Ritual ini tidak hanya dilakukan untuk calon mempelai wanita, tetapi juga untuk mempelai pria. Saat acara Mappacci berlangsung, kedua mempelai didampingi oleh kedua orang tua mereka.

Dalam rangka penyelenggaraan adat Mappacci, kedua calon mempelai menyiapkan perlengkapan yang menjadi bagian penting dari ritual tersebut. Perlengkapan tersebut mencakup lilin menyala, beras, bantal yang diletakkan di depan calon pengantin, sarung yang dilapisi tujuh lembar, daun pisang, daun nangka, dan daun pacci.

Tradisi Mappacci ini sangat menghormati nilai-nilai adat yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, penting untuk melestarikan tradisi ini karena selain mengandung nilai budaya, juga dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam semangat moderasi. Demikian harapan disampaikan oleh Ibu Ramlah, Penyuluh Agama Islam sebagai Pembina Majelis Taklim Nurul Taqwa. (Az/Ahdi)

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default