343 Jemaah Haji Jeneponto Ikuti Manasik, Termuda 26 Tahun, Tertua 95 Tahun

Kontributor

Jeneponto, (Kemenag Jeneponto) – Sebanyak 343 calon jemaah haji asal Kabupaten Jeneponto mengikuti kegiatan manasik haji yang digelar pada Selasa, 16 April 2025. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari persiapan ibadah haji, dengan tujuan memberikan pemahaman menyeluruh kepada jemaah terkait tata cara pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
Manasik haji ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Bupati Jeneponto Muhammad Islam Iskandar, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulsel H. Ali Yafid, Kepala Kantor Kemenag Jeneponto Saharuddin, serta Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Sulsel yang diwakili oleh Ketua Tim Bina Petugas Haji dan Haji Reguler, H. Asa Afiif.
Dari total jemaah yang tergabung dalam Kloter 40 ini, tercatat jemaah tertua berusia 95 tahun, sementara jemaah termuda adalah seorang wanita berusia 26 tahun. Fakta ini menunjukkan keberagaman usia jemaah yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini.
Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid mengingatkan pentingnya menjaga kemabruran haji setelah kembali ke tanah air. Ia menekankan bahwa keberhasilan haji tidak hanya diukur dari pelaksanaan ritual, tetapi juga dari perubahan sikap dan akhlak yang lebih baik.
“Kalau sekembalinya dari Tanah Suci, Bapak/Ibu bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan diterima di tengah masyarakat, maka 343 orang ini bisa menjadi agen perubahan yang positif di Jeneponto,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Jeneponto Muhammad Islam Iskandar menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bupati Jeneponto yang sedang mengikuti kegiatan nasional terkait program makanan bergizi gratis. Meski demikian, ia menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh atas pelaksanaan manasik haji ini.
“Saya berharap para jemaah mengikuti manasik ini dengan sungguh-sungguh, karena kesungguhan dari sekarang akan menentukan kekhusyukan saat beribadah di Tanah Suci,” tuturnya.
Wakil Bupati juga membagikan pengalaman pribadinya yang meskipun belum pernah berhaji, sering ikut mengantar jemaah ke asrama haji. Ia mengaku merasakan kekuatan spiritual dari doa-doa yang dipanjatkan para pengantar jemaah.
“Ada dua hal dari pengantar jemaah: satu, mereka berdoa agar bisa ikut berhaji tahun depan. Dua, mereka berharap keluarganya kembali dalam keadaan selamat. Jadi izinkan kami ikut mengantar jemaah nanti,” tambahnya.
Dalam sesi penyampaian materi, H. Asa Afiif menekankan pentingnya pemahaman terhadap seluruh rangkaian ibadah haji, termasuk kebijakan dan prosedur pelaksanaan. Ia mengajak jemaah untuk serius mengikuti delapan kali pertemuan manasik demi kelancaran ibadah.
“Kalau tidak tahu aturan dan alur perjalanan haji, bagaimana bisa kita menjalankannya dengan benar? Karena itu penting delapan kali pertemuan manasik ini diikuti dengan serius,” jelasnya.
Selain sebagai ajang pembekalan, kegiatan manasik ini juga merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memberikan pelayanan, perlindungan, dan pembinaan bagi jemaah haji agar ibadah dapat terlaksana secara maksimal.
Menariknya, Kabupaten Jeneponto diketahui sebagai daerah dengan jumlah pengantar jemaah haji terbanyak ke Embarkasi Makassar, menunjukkan tingginya semangat dan dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan ibadah haji.