Bimbingan MT Annisa Balleanging, PAI KUA Parigi Bahas Ekoteologi

Kontributor

Parigi (Kemenag Gowa). Suasana menyejukkan hati saat bermajelis dengan penuh khidmat di Desa Manimbahoi, kelompok Majelis Taklim Annisa Balleangin ketika para ibu melantunkan ayat suci Al-Qur'an secara bersama-sama. Jumat (29/8/2025).
Penyuluh Agama Islam, Mahfirah dalam tausiyahnya membahas tentang menjaga alam, ekoteologi, dan perlindungan bumi menjadi isu yang lagi trend masa kini.
Dijelaskan bahwa ekoteologi adalah cara pandang yang menghubungkan persoalan lingkungan dengan nilai-nilai ketuhanan. Alam bukan sekadar ruang hidup, tetapi merupakan ciptaan Allah yang harus dihargai, dijaga, dan dipelihara. "Kerusakan alam bukan hanya masalah ekologi, tetapi juga masalah teologis karena menunjukkan bagaimana manusia melalaikan amanah Allah sebagai khalifah di bumi," ungkap Mahfirah.
Ditegaskan oleh PAI KUA Parigi itu bahwa bumi adalah salah satunya rumah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun saat ini, kerusakan lingkungan, pencemaran mengakibatkan perubahan iklim semakin mengancam keberlanjutan hidup. Dalam pandangan Islam, menjaga kelestarian bumi adalah wujud ketaatan kepada Allah SWT, sedangkan merusaknya adalah bentuk kelalaian dan kedurhakaan.
Al-Qur’an menegaskan : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia…” (QS. Ar-Rum: 41). "Ayat ini menjadi peringatan bahwa krisis lingkungan merupakan konsekuensi dari ulah manusia. Olehnya itu sebagai khalifah fil ardh kita diberi tanggung jawab serta amanah untuk menjaga dan merawat alam, " jelas Mahfirah.
Disampaikan juga bahwa salah satu program menteri Agama melalui kegiatan Asta Aksi adalah ekoteologi dalam merawat alam sebagai contoh adalah catin menanam pohon, sebagai bentuk pelestarian sumber daya alam agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Mahfirah PAI KUA Parigi mengajak kepada kepada jamaah untuk menjaga kelestarian alam dengan menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan air secara bijak serta tidak membuang sampah sembarangan.
Dengan demikian, merawat alam bukan hanya kewajiban sosial, tetapi juga wujud ketaatan spiritual kepada Allah SWT. karena bagian dati ibadah, bagian dari tauhid dan rasa syukur, majelis ditutup dengan doa bersama, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kekuatan dalam menjalankan amanah sebagai khalifah, dalam menjaga bumi dengan penuh tanggung jawab, serta mendapatkan keberkahan dalam kehidupan.(IC/OH)