Early Warning System (EWS) Dan Upaya Bersama Kemenag Barru Jaga Harmoni Umat Beragama

Kontributor

Barru, 7 Agustus 2025 -- Kepala Kantor Kemenag Kab. Barru, Dr. H. Jamaruddin, M.Ag., menghadiri kegiatan Penguatan Program Early Warning System (EWS) / Sistem Peringatan Dini KUA Yang Mengembangkan EWS. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kemenag Kab. Barru.
Turut hadir pada kegiatan hari ini adalah Kasi Bimas Islam, Dr. H. Muhlis Hakim, S.Pd.I., MM., Ketua IPARI Kemenag Kab. Barru, para Kepala KUA dan penyuluh se-Kab. Barru, serta staf Bimas dan Humas Kemenag Kab. Barru.
Dalam arahannya H. Jamaruddin menjelaskan bahwa dalam konteks pengendalian konflik dan gesekan sosial, terdapat 3 langkah yang dapat diambil. Yaitu Preventif, Represif dan Kuratif. Preventif atau pencegahan digunakan sebelum konflik terjadi dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan faktor penyebebab masalah sehingga tidak muncul sama sekali.
Sementara itu Represif adalah tindakan penanggulangan ketika masalah terjadi. Artinya tindakan yang dapat menghentikan masalah dengan memberi efek jera atau sanksi dan hukuman. Dan terakhir adalah kuratif, yaitu tindakan pengobatan atau pemulihan setelah masalah terjadi. Tujuannya adalah untuk memulihkan kondisi seperti semula sebelum masalah terjadi. "Penyelesaian bisa kita tempuh dengan mediasi dan kompromi," tambah H. Jamaruddin.
Sementara itu H. Muhlis menjelaskan alasan diperlukannya sebuah sistem deteksi dini demi menghadapi konflik sosial keagamaan setidaknya ada 3, yaitu:
1. Dinamika sosial kegamaan di Indonesia saat ini yang masih diwarnai berbagai konflik dan gesekan, intra dan antara umat beragama.
2. Berdasarkan data Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB), marak bermunculan kasus penolakan ibadah dan radikalisme lokal.
3. Perlunya sistem deteksi dini, real time, terstruktur, dan berbasis partisipasi masyarakat.
Maka dengan 3 latar belakang tersebut dapat ditarik 3 tujuan penting keberadaan EWS, yaitu:
1. Deteksi dini demi mencegah potensi gangguan kerukunan.
2. Memastikan tersedianya respon cepat dalam menyelesaikan masalah.
3. Menguatkn peran FKUB, KUA, dan relawan kerukunan sebagai garda terdepan.
Mengingat ini merupakan bagian dari kegiatan nasional turunan dari Asta Cita Presiden RI, maka EWS diharapkan agar dapat segera berjalan. H. Muhlis menekankan pentingnya kolaborasi berbagai lapisan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut. "Kita maksimalkan sumber daya yang kita miliki. Kami Bimas siap menjalankan dengan baik apapun kondisinya. Sesuai semangat Paraikatte, walau di tengah kesibukan mari saling bantu," jelasnya menutup.
(Arga)