Watampone (Kemenag Bone) – Di tengah prosesi pemberangkatan 205 Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter 1 Kabupaten Bone, Jumat (2/5/2025), sebuah pemandangan menyentuh hati terlihat saat seorang perempuan yang tidak berhijab dengan sigap menuntun jamaah lanjut usia menuju bus. Dia adalah Elvi Tappang, ASN non-Muslim yang bertugas di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bone.

Meski berbeda keyakinan, Elvi tetap tekun menjalankan tugas dalam proses pemberangkatan haji. Dengan seragam ASN dan kepala tanpa penutup, ia membantu para lansia menaiki bus, memberikan arahan kepada jamaah, serta menunjukkan sikap empatik yang tulus.

“Saya ini Kristen, tapi selama bertugas di Kemenag, saya belajar banyak tentang toleransi. Saya menganggap tugas ini sebagai bentuk pelayanan kemanusiaan. Agama boleh berbeda, tapi nilai pengabdian tetap sama,” ujar Elvi sambil tersenyum, setelah membantu seorang nenek menaiki tangga bus.

Pelepasan jamaah dilakukan langsung oleh Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, yang secara simbolis menyerahkan Bendera Merah Putih kepada petugas haji. Acara yang digelar di Aula Masjid Agung Al-Markaz Watampone itu turut dihadiri unsur Forkopimda, Asisten I Setda Bone Anwar, Kepala Kantor Kemenag H. Abdul Rafik, Plt. Kabag Kesra H. A. Akbar, Ketua MUI H. M. Amir HM, serta panitia pemberangkatan.

Dalam laporannya, H. Abdul Rafik menyampaikan bahwa total jamaah Kloter 1 Bone berjumlah 205 orang, terdiri dari 60 laki-laki dan 145 perempuan, dengan jamaah tertua berusia 87 tahun dan termuda 20 tahun. Para jamaah dijadwalkan masuk ke Asrama Haji Sudiang Makassar pada pukul 16.00 WITA.

Nuansa khas Bone terasa kuat, terlihat dari songkok recca yang dikenakan para jamaah laki-laki. Suasana pelepasan pun diwarnai isak tangis haru dari para pengantar saat jamaah mulai diarahkan menuju bus. Namun, situasi tetap aman dan tertib berkat pengamanan dari TNI, Polri, dan Satpol PP, serta pagar besi yang mengelilingi area keberangkatan.

Bupati Bone dalam sambutannya berpesan agar para jamaah menjaga kekhusyukan dalam beribadah dan meminimalisir penggunaan gawai. “Kurangi main HP. Kejar pahalanya dan raih predikatnya sebagai haji mabrur. Sipammase-maseki, artinya saling menyayangi,” ujarnya.

Ketulusan Elvi Tappang dalam membantu sesama, meskipun berlatar keyakinan yang berbeda, menjadi simbol kuat semangat moderasi beragama yang terus dijunjung tinggi di lingkungan Kementerian Agama. Ia membuktikan bahwa pelayanan tidak mengenal batas agama, tetapi berlandaskan cinta kasih dan pengabdian. (ahdi)