Goresan Rindu Kafilah Jawa Tengah, Titip Kenangan Untuk Sulsel Dan LO

Kontributor

WAJO, KEMENAG SULSEL — Setelah menorehkan prestasi membanggakan sebagai juara umum tiga kali berturut-turut pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional, kafilah Jawa Tengah resmi berpamitan. Namun perpisahan kali ini bukan sekadar formalitas, ia hadir lewat pesan sederhana yang dikirim melalui WhatsApp, Rabu 8 Oktober 2025.
Pesan itu tiba di ponsel Liaison Officer (LO) MQK 2025. Sebuah pesan yang menjadi saksi betapa kuatnya jalinan persaudaraan yang tumbuh selama perhelatan berlangsung.
“Dengan penuh rasa hormat dan ketulusan, kami kafilah Jawa Tengah menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PP As’adiyah Sengkang beserta seluruh pihak yang terlibat dalam event ini, terlebih kepada Liaison Officer (LO) Jawa Tengah yang telah menyambut kami dengan hangat dan penuh keramahan,” tulis perwakilan kafilah dalam pesannya.
Tak hanya kepada panitia dan pesantren, kafilah Jawa Tengah juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, yang telah menjadi tuan rumah yang baik.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan atas dukungan, koordinasi, dan pelayanan yang luar biasa. Kami merasakan suasana ukhuwah yang begitu indah di Sulsel, dan itu akan selalu kami kenang,” lanjut pesan itu.
Bagi mereka, sambutan yang diterima selama berada di Sulawesi Selatan bukan sekadar bentuk penghormatan, tetapi kenangan spiritual dan emosional yang akan hidup dalam sanubari.
“Sambutan yang luar biasa ini bukan hanya menjadi bentuk penghargaan bagi kami, tetapi juga meninggalkan kesan yang akan selalu kami ingat,” tulis mereka lagi.
Dalam kerendahan hati, kafilah Jawa Tengah pun menitipkan permohonan maaf atas segala kekhilafan selama berinteraksi dengan panitia dan LO.
“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dari kami ada tutur kata atau perilaku yang kurang sopan dan membuat hati para LO merasa tidak nyaman. Kami benar-benar menghargai setiap kebaikan dan ketulusan yang kami terima,” tulisnya
Pesan mereka diakhiri dengan bait pantun yang menjadi simbol pamit yang manis dan menyentuh:
“Burung maleo terbang tinggi,
Menyapa langit biru nan murni.
Walau langkah kini menjauhi,
Sulawesi tetap di sanubari.”
Mereka pun menutup pesannya dengan doa. “Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan balasan yang banyak dan memberkahi kalian semua.”
Pesan itu disambut dengan rasa haru oleh LO yang sempat membersamai mereka sejak awal kedatangan hingga penutupan MQK. Salah satunya adalah Achmad Arfandi Suardi, LO kafilah Jawa Tengah yang juga merupakan staf Humas Data dan Informasi (HDI) Kanwil Kemenag Sulsel. Ia mengaku turut terbawa suasana saat membaca pesan tersebut.
“Kami merasa bangga bisa melayani dan membersamai teman-teman dari Jawa Tengah. Mereka bukan sekadar tamu, tapi keluarga yang meninggalkan kesan mendalam. Hangat, sopan, dan penuh semangat ukhuwah,” ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, turut mengapresiasi sikap dan ketulusan kafilah Jawa Tengah. Ia menilai, semangat ukhuwah yang terjalin selama MQK menjadi cerminan keberhasilan event keagamaan yang bukan hanya melahirkan juara, tetapi juga menumbuhkan cinta dan persaudaraan antar-santri dari berbagai daerah.
“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dan ketulusan seluruh kafilah, termasuk dari Jawa Tengah. MQK bukan sekadar ajang kompetisi, tapi ruang silaturahim dan harmoni antarpesantren yang meneguhkan semangat kebersamaan,” ungkap Kakanwil.
Kini, bus yang membawa mereka telah melaju meninggalkan Wajo. Namun setiap kata dalam pesan itu seperti jejak wangi yang tertinggal, goresan rindu yang lembut, tanda bahwa persaudaraan tak berhenti di batas waktu dan jarak.
Sulawesi telah jauh mereka tinggalkan, tetapi As’adiyah dan keramahan Kemenag Sulsel, serta masyarakat Wajo akan tetap berdiam di hati mereka. (AB)