Kakanwil Kemenag Sulsel Aktif Dorong Rumah Ibadah Ramah Perempuan, Anak Dan Difabel

Kontributor

Makassar, (Kemenag Sulsel) – Konsulat Jenderal Australia di Makassar bekerja sama dengan Forum Pemimpin Perempuan Makassar (FPPM) menggelar International Women’s Day Talkshow dengan tema For ALL Women and Girls: Rights. Equality. Empowerment. Acara yang berlangsung di Gedung IMMIM Makassar ini menghadirkan berbagai tokoh, termasuk Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sulawesi Selatan, Dr. H. Ali Yafid, M.Pd., sebagai salah satu pembicara utama. (Kamis, 6 Maret 2025)
Talkshow
ini menjadi momentum untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia, yang setiap
tahunnya jatuh pada tanggal 8 Maret. Peringatan ini tidak hanya menjadi
refleksi atas perjuangan perempuan dalam mencapai kesetaraan, tetapi juga ajang
untuk terus menguatkan kesadaran akan pentingnya hak-hak perempuan dan
kesetaraan gender di berbagai sektor kehidupan.
Dalam
sambutannya, Ketua FPPM, Dr. Nur Fajri Fadeli, menekankan bahwa sejarah
Sulawesi Selatan telah mencatat banyak pemimpin perempuan yang berperan dalam
memimpin komunitasnya. Ia juga mengapresiasi langkah Kementerian Agama Sulsel
dalam mewujudkan rumah ibadah yang ramah bagi perempuan, anak, dan penyandang
disabilitas.
“Kami
berterima kasih kepada Kakanwil Kemenag Sulsel yang terus mendorong kebijakan rumah
ibadah ramah perempuan dan anak. Ini sejalan dengan visi FPPM dalam mendukung
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” ujarnya.
Sementara
itu, Konsul Jenderal Australia di Makassar, Mr. Todd Dias, menegaskan bahwa
baik Indonesia maupun Australia telah berkomitmen dalam memperjuangkan
kesetaraan gender.
“Setiap
tahun, kami merayakan Hari Perempuan Sedunia dengan semangat kebersamaan.
Australia sebagai negara multikultural terus mendukung hak-hak perempuan dan
anak perempuan, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional,”
ungkapnya.
Dalam
sesi diskusi, Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Ali Yafid, memaparkan program Rumah
Ibadah Ramah Difabel Perempuan dan Anak, yang bertujuan menciptakan lingkungan
rumah ibadah yang inklusif dan nyaman bagi perempuan dan anak-anak, dan program
ini juga menjadi salah satu point dalam Asta Aksi Kemenag Sulsel..
“Rumah
ibadah tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga harus menjadi ruang yang
memperhatikan kebutuhan perempuan dan anak. Program ini mendorong fasilitas
yang lebih inklusif, baik dalam penyediaan ruang ibadah yang nyaman, area
bermain anak, hingga keterlibatan perempuan dalam pengelolaan rumah ibadah,”
jelasnya.
Program
ini berfokus pada kenyamanan, keamanan, dan partisipasi perempuan serta
anak-anak di rumah ibadah. Fasilitas khusus disediakan, seperti ruang shalat
nyaman, area bermain aman, serta tempat wudhu terpisah dan bersih. Program ini
juga menghadirkan kajian, seminar, dan kelas pendidikan agama yang inklusif.
Selain itu, perempuan didorong untuk aktif dalam pengelolaan rumah ibadah dan
kegiatan sosial, dengan komitmen menciptakan lingkungan bebas kekerasan dan
pelecehan.
“Kesetaraan
gender bukan hanya perjuangan perempuan, tetapi juga tanggung jawab kita
bersama,” tutup Ali Yafid.
Diskusi
ini semakin menarik dengan kehadiran Dr. KH. M. Ishaq Samad, MA. (Ketua DPP
IMMIM) yang membahas peran moderasi beragama dalam memperkuat program
kesetaraan gender di kalangan mubaligh dan pengurus rumah ibadah. Selain itu,
Dr. Setyawati Yani (Sekretaris FPPM) turut berbagi pengalaman mengenai advokasi
kesetaraan gender di Australia dan program FPPM dalam pemberdayaan perempuan.
Acara ini
diakhiri dengan sesi tanya jawab dan buka puasa bersama (Andy)