Mallingkai Ilyas Narsum Pembinaan Pencegahan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan Di Takalar.

Kontributor

Takalar , Humas Takalar..Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Kabupaten Takalar bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Takalar menggelar kegiatan Early Warning System (EWS) Pencegahan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan, Selasa 25 Februari 2025.
Kegiatan yang digelar di gedung PLHUT Kemenag Kabupaten Takalar ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenang Sulsel, H. Ali Yafid, dengan diikuti 150 imam masjid dan tokoh agama dari 9 kecamatan se-Kabupaten Takalar.
Turut hadir Kepala Kantor Kemenag Kab. Takalar H. Solihin beserta jajaran, Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Sulsel, H. Abdul Gaffar, Ketua FKUB Kab. Takalar H. Manggaukang Rowa bersama jajaran pengurus, serta Pokja Pencegahan Dini Konflik Keagamaan Kabupaten Takalar.
Kakanwil Ali Yafid dalam sambutannya mengatakan, moderasi beragama dan kerukunan umat beragama adalah merupakan aset emas bangsa Indonesia dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sejumlah negara penduduknya tidak bisa tidur karena konflik, bahkan ada negara-negara kecil yang hilang karena konflik yang berkepanjangan. Bersyukurlah kita bisa hidup tenang dan rukun berdampingan. Ini juga karena para pemuka agama kita menjalankan fungsinya,” ucap Kakanwil.
Takalar, sambung Ali Yafid adalah salah satu kabupaten dengan kerukunan dan tingkat tolerani yang sangat bagus, sehingga tidak ditemukan konflik berdimensi keagamaan di daerah ini.
“Tentu ini tidak lepas dari peran FKUB dan Kepala Kantor Kemenag kabupaten Takalar yang terus mendorong penguatan moderasi beragama di daerah ini. Kalau mau lihat daerah aman, lihatlah FKUB-nya,” sambungnya.
Untuk urusan agama, sebut Ali Yafid, itu urusan individu dengan Tuhannya dan tidak perlu memaknai ajaran agama secara berlebihan, serta jangan saling menyalahkan.
Kepada para Imam masjid, Ali Yafid berpesan agar turut berperan dalam menjaga kondusifitas daerah ini dan jika ada masalah jangan justru ditarek ke bawah tapi ke atas.
Sementara itu Ketua Tim Bina Lembaga dan Kerukunan Umat Beragama Mallingkai Ilyas selaku narasumber dalam kegiatan ini menyoroti tentang pentingnya peran tokoh agama khususnya imam desa dan kelurahan dalam menyelesaikan konflik sosial berdimensi keagamaan di tingkat desa dan kelurahan.
Mallingkai Ilyas menyampaian mengapa penyelesaian konflik itu penting, penyebab umum konflik, tehnik penyelesaian konflik – pendekatan proaktif, langkah-langkah dalam menyelesaikan konflik, studi kasus dan Solusi, serta kesalahan umum yang sering terjadi dalam penyelesaian konflik. ( D,Tola ).