Daerah

Menag Launching Maros Kota Wakaf: Dorong Maksimalkan Potensi Umat

Foto Kontributor
Ulya Sunani

Kontributor

Sabtu, 04 Oktober 2025
...

Maros (Kemenag Maros)-Menteri Agama (Menag), Prof. Nasaruddin Umat secara resmi melaunching Maros sebagai Kota Wakaf, Sabtu (4/10/2025). Ia menekankan pentingnya mengorganisir potensi umat sebagai kunci pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Maros.

Menag Nasaruddin, mengungkapkan bahwa Kabupaten Maros memiliki potensi alam sangat unik, strategis dan bernilai tinggi. Air terjun Bantimurung, Leang-leang, Rammang-Rammang menurutnya harus dikelola dengan maksimal. “Karunia Tuhan tidak boleh disia-siakan,” ucapnya.

“Paling unik, sungainya, yang rahmat untuk masa depan. Airnya untuk mengaliri sawah. Sawahnya luar biasa, air Bantimurung jangan sampai ke laut, mubazir, kalau sebening itu sampai di laut. Seharusnya orang Maros tidak ada miskin kalau dilihat potensinya.”

Terkait itu, Menag berharap pemerintah daerah dan seluruh stakeholder untuk menjaga potensinya. “Jangan ada pembabatan (hutan). Pak Bupati, kita harus amankan daerah resapan hujan, hutan di hulunya.

“Maros punya keunikan lain. Pesantren terbanyak di Provinsi Sulawesi Selatan. Tantangannya, bagaimana pesantren kecil menjadi besar. Jadi, orang tidak perlu lagi nyantri di Jawa, karena tempat paling aman menyekolahkan anak itu, di pesantren.

“Ada yang unik lagi, di Pattene, pusatnya khalwatiyah Samman, seluruh Indonesia bahkan di dunia itu ada di sana,” lanjutnya.

Menag berharap, hal ini dikelola dengan baik, dengan menghadirkan pesantren Khalwatiyah dan mengelola potensi ekonominya.

“Nilai jual Maros, pemandangan alamnya luar biasa. Terutama di Camba. Saya sudah keliling dunia tidak ada seindah Camba. Tantangan kita mempromosikan anugerah alam dari Tuhan ini. Maros bisa menjadi Bogor-nya Makassar.”

Kemudian, Menag mengungkapkan bahwa potensi alam dan umat ini bisa dimaksimalkan pengelolaan berbasis wakaf.

“Di Maros, kota religius, betul saya jadi saksi. Di sini ada banyak tokoh agama. Dan paling harus digarap itu wakaf. Negara Muslim memburu wakaf dibanding zakat. Karena zakat sedikit, dan kemanfaatannya terbatas.”

Potensi keumatan, Menag menyebut infaq, sedekah, hibah, wasiat, nazar dan fidyah, serta qurban merupakan pundi-pundi umat yang luar biasa.

Sekali lagi, Menag berharap agar potensi umat ini bisa diorganisir untuk kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, Dirjen Bimas, Prof. Abu Rokhmad, menyampaikan capaian program prioritas pemberdayaan ekonomi umat Kemeneg.

“Tahun 2025, kampung zakat 37 titik se-Indonesia. Program pemberdayaan ekonomi umat di KUA, ada 119 titik dan 30 titik lokasi inkubasi wakaf produktif.

“Hari ini, program Kota Wakaf, dirancang ikon modernisasi wakaf yang memadukan wakaf tanah, uang, filantropi sistem terintegrasi. Terkait ini, kolaborasi Pemda, lembaga zakat, termasuk kampus diharapkan terlibat aktif.

“Sekali lagi, kami harap kerja sama Pemkab, untuk menjadikan wakaf sebagai instrumen menyejahterakan umat, sehingga ajaran Islam dan kebijakan pemerintah berjalan dengan baik,” harapnya.

Sebelumnya, Bupati Maros, H.A.S. Chaidir Syam, melaporkan bahwa beberapa program wakaf di Kabupaten Maros: wakaf melalui uang, inkubasi wakaf produktif dan kolaborasi serta peningkatan literasi wakaf.

“Semunya merupakan bentuk sinergi menjaga dan membangun umat. Semoga, wakaf bisa menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Maros,” harap Bupati Chaidir.

Acara launching ini dihadiri, Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid beserta jajaran, Kakankemenag Maros H. Muhammad, dan jajaran Forkopimda serta pimpinan organisasi keagamaan.

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default