Nasional

Menag Minta Peringatan Waisak 2025 Lebih Menonjolkan Penghayatan Makna

Foto Kontributor
Mawardi

Kontributor

Kamis, 13 Maret 2025 · 00:00 WIB
...

Jakarta (Kemenag Sulsel) --- Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan pesan kepada Umat Buddha untuk menampilkan kesakralan dan penghayatan makna saat memperingati Waisak 2025. Umat Buddha diharapkan tidak menjadikan Waisak sebagai seremonial belaka.

 

“Saya menitipkan harapan besar kepada para Buddhis, Sangha dan Tokoh Buddha, pada peringatan Waisak 2025 nanti jangan yang menonjol unsur hura-hura, sehingga meninggalkan unsur sakral Waisak itu sendiri,” kata Menag Nasaruddin Umar, saat beraudiensi dengan para Bhikku, Sangha dan tokoh Umat Buddha di Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat nomor 3-4, Jakarta Pusat, Jum’at (14/3/2025).

 

“Saya berharap, Waisak nanti, jangan sampai hilang unsur sakralnya. Kegiatan sakral kemanusiaan Waisak itu jangan lebih menonjolkan aspek selebritisnya. Jangan sampai kemeriahannya menenggalamkan kedalamannya. Penghayatan kedalaman makna Waisak itu lebih penting,” sambung Menag Nasaruddin Umar didampingi Sekjen Kemenag, Kamaruddin Amin, dan Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi.

 

Menag Nasaruddin Umar merasa haru, senang dan bahagia bisa dipertemukan dengan para Bikkhu, Sangha, tokoh Agama Buddha. Mereka diharapkan menjadi manusia yang mampu mempertahankan Catur Arya Satya (empat inti ajaran Buddha).

 

“Dalam acara keagamaan yang paling dimuliakan adalah pimpinan agamanya. Jangan salah menempatkan sisi spritual seseorang. Sekali lagi saya berpesan, upacara keagamaan jangan ditampilkan sebagai hiburan,” kata Menag Nasaruddin Umar.

 

Menag Nasaruddin Umar juga menjelaskan bahwa orang-orang yang mengorbankan dirinya untuk keluhuran agamanya, wajib dido’akan. Seperti Paus Paulus sedang sakit, dido'akan kesembuhannya dari Masjid Istiqlal.

 

“Sebagai Rumah Ibadah, Borobudur bukan menonjolkan sebagai objek wisata. Setiap orang yang hadir di Borobudur itu harus mensucikan fikiran, menjernihkan bathin seseorang, tidak peduli apapun agamanya,” terang Menag Nasaruddin Umar.

 

Bagi Menag, semua tempat ciptaan Tuhan, tidak semua berkah, ada tempat-tempat khusus. Tidak semua tempat itu ada energi yang sama. Mari pelihara energi Candi Borobudur. “Tempat-tempat yang energinya kuat kita jaga dengan baik. Lupakan semua perbedaan yang ada. Mari tenggelamkan ego-ego sektoral. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari Sang Buddhis,” pesan Menag Nasaruddin Umar.

 

Menag Nasaruddin Umar juga mengajak seluruh Umat Buddha untuk menambahkan kesakralan peringatan Waisak, dengan menyalakan lilin dalam hatinya. Ketika seseroang keluar dari tempat ibadah, lentera dalam hatinya akan terang benderang.

 

Wakil ketua Panitia Waisak Nasional, Karuna Murdaya melaporkan bahwa Waisak Nasional pada 12 Mei 2025 dan dilaksanakan di Candi Borobudur. Berbagai rangkaian keagamaan dilaksanakan seperti mengadakan Bakti Sosial kepada 8.000 masyarakat (berobat gratis). Selanjutnya agenda prosesi Waisak, dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Lalu di Borobudur ada panggung utama, mengadakan festival lampion.

 

“Kami mendukung Candi Borobudur sebagai tempat Wisita Spritual. Mohon Pak Menteri dapat memberikan kata sambutan pada Waisak Nasional 2025. Para Bikhhu, Sangha, dan tokoh umat Budda juga sangat mengharapkan kehadiran Bapak Menteri pada acara Waisak Nasionai ini,” kata Karuna Murdaya.

Karuna Murdaya juga menyampaikan bahwa Waisak Nasional ini akan dihadiri lebih dari 150ribu masyarakat sekaligus menyaksikan pelepasan lampion pada puncak malam Waisak. (Humas)

Editor: Mawardi

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default