Provinsi

Menag Resmikan Laboratorium Terpadu Modern IAIN Parepare

Foto Kontributor
Andi Baly

Kontributor

Sabtu, 26 Juli 2025
...

PAREARE, KEMENAG SULSEL - Menteri Agama (Menag), Prof. Nasaruddin Umar meresmikan laboratorium terpadu modern milik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat 25 Juli 2025.

Laboratorium yang dibangun dari skema pembiayaan SBSN tahun 2024 sebesar Rp. 38 miliyar ini merupakan langkah signifikan IAIN Parepare dalam membangun infrastruktur akademik yang setara dengan kampus PTKIN besar lainnya di Indonesia.

Peresmian ditandai penandatanganan prasasti oleh Menag usai memberikan kuliah umum. Ia didampingi Rektor IAIN Parepare, Prof. Hannani, Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Prof. H. M. Arskal Salim, Wali Kota Parepare, H. Tasmin Hamid, dan Staf Ahli Menag.

Turut hadir Kakanwil Kemenag Sulsel H. Ali Yafid, Wakil Wali Kota Parepare, H. Hermanto, Ketua DPRD Parepare, H. Kaharuddin Kadir, serta sejumlah pejabat Kemenag pusat dan Kemenag Kota Parepare.

Ketika meninjau setiap ruangan di lantai 1 usai pengguntingan pita, Menag berharap laboratorium ini dimanfaatkan dan dirawat dengan baik, mengingat sarana ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan investasi jangka panjang untuk peradaban.

"Laboratoriumnya tolong dirawat dan dimanfaatkan dengan baik. Tempat ini adalah ruang bertemunya ilmu dan iman,. Kita ingin mencetak generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga matang secara spiritual dan emosional,” katanya.

Diketahui, laboratorium berlantai lima kebanggaan IAIN Parepare ini dilengkapi 33 ruangan untuk menunjang kegiatan praktikum berbagai program studi.

Kuliah Umum, Menag Beberkan Keunggulan Pendidikan Berbasis Cinta

Pada kunjungan kerjanya di Kota Cinta Habibi-Ainun ini, Menag memberikan kuliah umum bertema Implementasi
Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta dalam Pendidikan Tinggi, Integrasi Ilmu dan Kearifan Lokal.

Menag mengungkapkan bahwa kurikulum cinta bukan hanya diterapkan di ruang kelas. Cinta harus menjadi bagian dari cara hidup di rumah, kantor, hingga hubungan dengan sesama dan alam. Menurutnya, masyarakat saat ini terlalu dikendalikan oleh dorongan luar: jabatan, uang, dan ambisi, sehingga melupakan jati diri batiniah.

“Kita harus kembali ke dalam diri. Lakukan kontemplasi. Jangan hanya hidup berdasarkan tekanan eksterior. Pendidikan seharusnya membantu manusia menyadari siapa dirinya,” tegasnya.

Selain kurikulum cinta, Menag juga menyoroti pentingnya resakralisasi alam atau ekoteologi, sebagai tanggapan atas krisis lingkungan dan spiritualitas modern. Ia mengingatkan agar alam tidak dipandang sebagai objek eksploitasi, melainkan sebagai makhluk hidup yang sakral, sebagaimana manusia.

“Kalau alam ini berasal dari Tuhan, dan Tuhan itu Mahasakral, maka alam juga sakral. Pohon, laut, gunung—semuanya bertasbih. Jadi jangan hanya kita tebang, timbun, dan bakar tanpa rasa,” ujarnya.

Di akhir kuliah umum, Menag mengajak seluruh civitas akademika IAIN Parepare untuk menjadi pionir dalam mengembangkan pendidikan yang berpijak pada spiritualitas, cinta, dan ekosistem.

“Kurikulum cinta dan kesadaran ekologis harus menjadi basis pendidikan kita ke depan. Kalau ingin jadi kampus unggul, jangan hanya canggih teknologinya, tapi juga luhur nilai-nilainya,” pungkasnya. (AB)

Editor: Andi Baly

Terpopuler

Terbaru

Menu Aksesibilitas
Ukuran Font
Default